LANGIT7.ID-, Jakarta- - Peta politik Jawa Barat bergejolak menjelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2024. Kepastian Ridwan Kamil tidak mencalonkan diri kembali membuka peluang bagi kandidat lain untuk unjuk gigi. Survei terbaru menunjukkan pergeseran dramatis dalam preferensi pemilih, dengan Dedi Mulyadi muncul sebagai kandidat terkuat.
Indo Riset, lembaga survei anggota Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (PERSEPI), merilis hasil survei mengejutkan pada 19 Agustus 2024. Dalam simulasi lima nama, Dedi Mulyadi memimpin jauh dengan elektabilitas mencapai 76,8%. Posisi kedua ditempati Susi Pudjiastuti dengan 8%, diikuti Ahmad Syaikhu 5,3%, Ilham Akbar Habibie 3%, dan Ono Surono 2,3%.
Roki Arbi dari Indo Riset mengungkapkan, "Melihat data dua kali survei, masih cukup berat bagi kandidat lain untuk menyaingi suara Dedi Mulyadi, karena tingkat elektabilitas yang terpaut jauh." Survei ini melibatkan 600 responden dengan margin of error ±4% pada tingkat kepercayaan 95%.
Dedi Mulyadi juga unggul dalam simulasi tiga nama, meraih lebih dari 80% suara. Bahkan dalam head-to-head, politisi Golkar ini tetap tak terkalahkan. Yang menarik, dukungan untuk Dedi Mulyadi tersebar merata di seluruh kabupaten/kota di Jawa Barat.
Namun, pertarungan belum berakhir. Empat pasangan calon telah resmi mendaftar ke KPU Jabar. Dedi Mulyadi berpasangan dengan Erwan Setiawan, didukung koalisi 14 partai termasuk Gerindra, Demokrat, Golkar, PAN, dan PSI. Ahmad Syaikhu menggandeng Ilham Habibie dengan dukungan PKS, PPP, dan NasDem. Acep Adang Ruhiyat-Gitalis Dwi Natarina diusung PKB, sementara PDIP mengusung Jeje Wiradinata-Ronald Surapradja.
Meski tertinggal jauh, para penantang masih optimis. Ahmad Syaikhu, yang akrab disapa ASIH bersama pasangannya, yakin dapat mengejar ketertinggalan. Jeje Wiradinata dari PDIP juga tidak mau kalah, siap berjuang hingga akhir dengan strategi jitu partainya.
Sebelumnya, survei-survei lain juga telah dirilis. Litbang Kompas pada Juni 2024 masih menempatkan Ridwan Kamil di posisi teratas dengan 36,6%, diikuti Dedi Mulyadi 12,2%. Sementara itu, survei Indikator Politik Indonesia pada periode yang sama menunjukkan Ridwan Kamil unggul dengan 44,5%, disusul Dedi Mulyadi 33,2%.
SMRC bahkan menyimulasikan tiga pasangan potensial. Pasangan Ridwan Kamil-Ono Surono memperoleh elektabilitas tertinggi 56,7%, mengalahkan Dedi Mulyadi-Bima Arya (37,3%) dan Haru Suandharu-Ilham Habibie (1,3%). Namun, skenario ini berubah setelah Ridwan Kamil memutuskan maju di Pilkada Jakarta.
Deni Irvani, Direktur Eksekutif SMRC, menjelaskan bahwa tidak ada partai di Jabar yang bisa mengusung calon sendiri. "Tiga pasangan ini bisa terjadi, walaupun bisa ada empat pasangan juga. Kita belum tahu kalau empat pasangan, siapa saja," ujarnya.
Pilgub Jabar 2024 diprediksi akan menjadi pertarungan sengit. Selain faktor figur, strategi kampanye dan isu-isu lokal akan sangat menentukan. Dengan masih adanya pemilih mengambang, pertarungan bisa saja berubah dramatis menjelang hari pemilihan.
Masyarakat Jawa Barat kini menantikan debat publik antar calon untuk menilai visi, misi, dan program kerja mereka. Siapapun yang terpilih nanti, tantangan besar menanti untuk memimpin provinsi terpadat di Indonesia ini.
(lam)