LANGIT7.ID-, Jakarta- - Perlawanan Islam di Irak, sebuah kelompok pejuang Irak, mengklaim telah meluncurkan sejumlah drone kamikaze ke target vital Israel di wilayah utara yang diduduki. Pengumuman ini disampaikan pada Kamis dini hari, menyusul serangan drone sebelumnya ke target Israel di Eilat, kota pantai di selatan Israel.
Baca juga:
Geger! Fatah-Hamas Bertemu, Korban Gaza Terus BerjatuhanSistem pertahanan udara Israel diaktifkan di atas Eilat pada Rabu malam. Video yang beredar menunjukkan peluncuran rudal interseptor ke arah target udara di sekitar area tersebut. Meski demikian, militer Israel menyatakan drone itu tidak pernah memasuki wilayah yang mereka duduki.
Perlawanan Irak bersumpah akan terus menyerang markas musuh, menegaskan bahwa operasi mereka dilakukan untuk mendukung rakyat Palestina dan Lebanon. Belakangan ini, Israel diserang oleh berbagai faksi dalam Poros Perlawanan melalui operasi-operasi besar yang menghantam jantung mesin perang Israel.
Baca juga:
Kabar Baik! Raja Salman Sembuh dari Radang Paru-paruSecara khusus, serangan drone Irak ke posisi Brigade Golani di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Suriah menewaskan dan melukai setidaknya 26 tentara. Situs berita Israel Walla melaporkan kondisi pasukan pendudukan Israel yang bertugas di Golan, khususnya mereka yang berada di bawah Brigade Regional ke-210, yang mengeluhkan kurangnya perlindungan dari serangan semacam itu.
Tentara mengkritik keras perilaku militer Israel dan tidak memadainya langkah-langkah keamanan untuk melindungi mereka dari ancaman drone Irak. Walla mengutip pernyataan tentara yang ditempatkan di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Suriah, "Hampir setiap malam selama seminggu terakhir, kami menerima peringatan dari angkatan udara atau instruksi untuk tetap waspada."
Para tentara menunjukkan bahwa mereka "dikirim ke tempat perlindungan selama berjam-jam atau diperintahkan untuk tetap dalam kewaspadaan tinggi," karena kemampuan pertahanan yang "rendah" terhadap sistem-sistem semacam itu. "Tidak mungkin tidur nyenyak di malam hari, dan kami bangun di pagi hari dalam keadaan lelah, namun terus bekerja," ujar para tentara kepada media Israel tersebut.
"Beberapa tentara takut mandi di malam hari kalau-kalau alarm berbunyi saat mereka sedang mandi," kata seorang tentara, menambahkan bahwa "membuat tentara di daerah itu tetap waspada setiap malam tanpa ada respons apapun adalah hal yang tidak bisa diterima."
(lam)