LANGIT7.ID-, Jakarta- - Dalam upaya memperkuat ekonomi berbasis syariah, Kementerian Agama (Kemenag) meluncurkan program inovatif "Kemandirian Pesantren" yang telah menjangkau ribuan lembaga pendidikan Islam tradisional di seluruh Indonesia. Program ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, tetapi juga mendorong pesantren menjadi motor penggerak ekonomi di tingkat akar rumput.
Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, mengungkapkan pentingnya program ini dalam sebuah pernyataan "Kemandirian Pesantren adalah bagian dari afirmasi negara kepada pesantren yang telah berkontribusi sejak perjuangan hingga pembangunan bangsa." Pernyataan ini disampaikan saat memberikan sambutan pada Wrap Up Forum yang menjadi rangkaian dari Religion Festival di Jakarta, dikutip Kamis (10/10/2024).
Sejak diluncurkan pada tahun 2021, program Kemandirian Pesantren telah memberikan manfaat kepada 3.576 pesantren di seluruh Indonesia. Dukungan yang diberikan tidak hanya berupa pelatihan dan pendampingan, tetapi juga bantuan inkubasi bisnis yang substansial. Anggaran program ini terus meningkat dari tahun ke tahun, mencerminkan komitmen pemerintah dalam memberdayakan ekonomi berbasis pesantren.
Menteri Agama lebih lanjut menjelaskan visi program ini: "Sejak awal mendapat amanah sebagai Menteri Agama, kami berusaha mewujudkan pesantren yang memiliki sumberdaya ekonomi kuat dan berkelanjutan sehingga dapat menjalankan fungsi pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat dengan optimal."
Salah satu keberhasilan program ini adalah terbentuknya badan usaha milik pesantren. Seperti yang diungkapkan Menag, "Alhamdulillah, saat ini sudah terbentuk 432 badan usaha milik pesantren." BUMP ini bergerak dalam berbagai bidang usaha, mulai dari industri pengolahan hingga ekonomi digital, membuktikan bahwa pesantren mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa meninggalkan nilai-nilai luhur yang dianutnya.
Untuk memperkuat dampak program ini, Kementerian Agama telah menjalin kerjasama lintas sektoral dengan berbagai lembaga pemerintah dan swasta. Yaqut, yang akrab disapa Gus Men, menjelaskan beberapa rencana kolaborasi: "Sinergi juga dijalin dengan Bank Indonesia dalam pembangunan jejaring bisnis pesantren termasuk bisnisn digital dan program hijau. Demikian juga dengan Kementerian Parekraf dalam santri digitalpraner."
Tidak hanya itu, program ini juga memfasilitasi pesantren untuk bekerjasama dengan berbagai kementerian lainnya. Gus Men memaparkan, "Kita juga jajaki kerja sama dengan Kementerian Perdagangan dalam penataan bisnis pesantren. Dengan Kementerian Ketenagakerjaan, kita harap pesantren mendapat pelatihan kerja dan dapat mengembangkan Balai Latihan Kerja Komunitas."
Yaqut menegaskan bahwa visi jangka panjang program ini mencakup berbagai sektor. "Pesantren juga akan diajak kerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam pengembangan budiaya ikan berkelanjutan dan sistem bioflok. Termasuk juga kerja sama dengan Kementerian Pertanian dalam penyatuan ekosistem bisnis pertanian pesantren," tandasnya.
Inisiatif Kemandirian Pesantren ini dinilai sebagai langkah strategis dalam memperkuat fondasi ekonomi syariah di Indonesia. Dengan memberdayakan pesantren sebagai institusi yang memiliki akar kuat di masyarakat, pemerintah berharap dapat menciptakan model pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Kesuksesan program ini tidak hanya akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan komunitas pesantren, tetapi juga berpotensi menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah yang selama ini kurang tersentuh pembangunan. Dengan demikian, pesantren tidak lagi hanya dipandang sebagai lembaga pendidikan agama, tetapi juga sebagai pilar penting dalam strategi pembangunan ekonomi nasional.
(lam)