LANGIT7.ID-, Jakarta- - Dalam era di mana media sosial kerap memicu perbandingan gaya hidup, termasuk dalam rumah tangga, seorang ulama terkemuka angkat bicara. Buya Yahya, pengasuh Pondok Pesantren LPD Al Bahjah di Cirebon, menyoroti pentingnya menjaga ucapan terkait rezeki dalam kehidupan berumah tangga.
Melalui ceramah yang diunggah di kanal YouTube Al Bahjah, Buya Yahya menyentuh isu sensitif yang sering menjadi akar perselisihan pasangan: persepsi tentang rezeki. Dengan tegas, beliau mengingatkan bahaya menganggap pasangan sebagai penghalang rezeki.
"Menuduh pasangan menghalangi rezeki bukan hanya menyakiti hati, tapi juga mencerminkan ketidakpahaman tentang hakikat rezeki dari Allah," ungkap Buya Yahya dalam ceramahnya.
Baca juga:
Buya Yahya Soroti Dampak Negatif Komunikasi Digital dengan Bukan MuhrimFenomena membandingkan kondisi ekonomi antara pernikahan pertama dan kedua juga tak luput dari perhatian Buya Yahya. Beliau menekankan bahwa praktik ini dapat meracuni hubungan dan menciptakan ketegangan yang tidak perlu.
Tak hanya menyasar pasangan, Buya Yahya juga mengingatkan peran penting keluarga besar, terutama mertua, dalam menjaga keharmonisan rumah tangga. Beliau mengkritik kebiasaan menyalahkan menantu atas kesulitan finansial yang dialami anak.
Sebagai solusi, Buya Yahya menawarkan perspektif yang lebih positif. Beliau mengajak pasangan untuk saling mendukung dan melihat satu sama lain sebagai pembuka pintu rezeki, bukan penghalangnya.
"Ucapkanlah kata-kata yang membangun. Lihatlah pasanganmu sebagai pembawa berkah dalam hidupmu," anjur Buya Yahya.
Lebih dari sekadar nasihat, ceramah Buya Yahya ini menyentuh aspek spiritual dalam memandang rezeki. Beliau menegaskan bahwa cara kita berbicara tentang rezeki mencerminkan pemahaman kita tentang takdir dan kepercayaan kepada Allah.
Baca juga:
Rahasia Ibadah Penuh Cinta ala Gus Baha, Melampui Janji SurgaBuya Yahya juga menyoroti pentingnya komunikasi yang sehat dalam pasangan. Beliau mendorong pasangan untuk saling mendengarkan dan memahami, tidak hanya dalam hal finansial, tetapi dalam seluruh aspek kehidupan.
Di tengah maraknya konten "relationship goals" di media sosial, pesan Buya Yahya ini menjadi pengingat akan esensi pernikahan yang sesungguhnya. Beliau menekankan bahwa kebahagiaan sejati tidak diukur dari materi, melainkan dari kuatnya ikatan batin antara pasangan.
Ceramah Buya Yahya ini mengajak masyarakat untuk merefleksikan kembali nilai-nilai fundamental dalam membangun rumah tangga. Di era di mana perceraian semakin umum terjadi, pesan ini menjadi lebih relevan dari sebelumnya.
Dengan gaya penyampaian yang lugas namun penuh hikmah, Buya Yahya berhasil menyentuh inti permasalahan yang sering dihadapi pasangan modern. Beliau mengingatkan bahwa pernikahan bukan arena kompetisi, melainkan perjalanan spiritual bersama menuju ridha Allah.
Pesan Buya Yahya ini diharapkan dapat menjadi obat penawar bagi pasangan yang mungkin sedang menghadapi ujian dalam rumah tangga mereka, terutama terkait masalah finansial. Semoga dengan menjaga ucapan dan hati, pasangan dapat membangun rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah.
(lam)