LANGIT7.ID-Jakarta; American Heart Association menunjukkan hasil studi baru kaitan antara konstipasi atau sembelit dan risiko gangguan kardiovaskular seperti serangan jantung dan stroke. Terutama pada mereka yang juga mengalami hipertensi.
Melansir dari Health pada Rabu (13/11) bukti-bukti yang menunjukkan adanya hubungan antara mikrobioma usus dan kesehatan jantung mendorong para ilmuwan untuk meneliti bagaimana sembelit dapat menjadi faktor penyebab.
Hasil penelitian tahun 2023 ada yang menunjukkan "hubungan kausal yang sugestif" antara sembelit dan fibrilasi atrium, jenis aritmia jantung yang paling umum, tetapi tidak memperlihatkan hubungan sembelit dengan gagal jantung, stroke, atau penyakit arteri koroner.
Penelitian lain pada tahun 2023 menunjukkan hal yang sebaliknya, bahwa pasien rumah sakit berusia di atas 60 tahun yang mengalami sembelit dan hipertensi, risiko semua kejadian kardiovaskularnya lebih tinggi. Berdasarkan penelitian tersebut, para peneliti menyelidiki lebih lanjut hubungan antara sembelit dan kondisi jantung.
Mereka meninjau catatan medis, riwayat operasi, dan data catatan kematian untuk menemukan hubungan antara sembelit dan kejadian jantung buruk seperti gagal jantung, stroke iskemik, atau sindrom koroner akut. Sembelit didefinisikan sebagai mengonsumsi obat pencahar secara rutin atau tercatat dalam catatan medis rumah sakit atau kuesioner untuk sindrom iritasi usus besar.
Dalam studi lain, para peneliti berteori bahwa mengejan saat buang air besar dapat menyebabkan lonjakan tekanan darah, yang seiring waktu berpotensi memicu kejadian kardiovaskular.
Mary Branch, MD, seorang ahli jantung di Greensboro, North Carolina mengatakan bahwa meningkatkan fungsi usus dengan mengonsumsi makanan berserat membantu mengurangi risiko penyakit kardiovaskular karena sembelit. Dia juga menekankan pentingnya konsistensi melakukan aktivitas fisik, mengikuti diet yang kaya makanan utuh, memprioritaskan tidur, mengendalikan kolesterol, dan menghindari rokok untuk menjaga kesehatan jantung.(*)
(lam)