LANGIT7.ID-Jakarta; Sedikitnya 82 warga Gaza tewas dalam serangan Israel, demikian menurut laporan tim medis setempat. Dari jumlah tersebut, 30 orang tewas di Kota Gaza dalam rentang waktu beberapa jam setelah Hamas dan Israel mengumumkan tercapainya kesepakatan gencatan senjata.
Serangan udara Israel menghantam sebuah rumah di kawasan Gedung Persatuan Insinyur, Kota Gaza bagian utara pada Rabu malam. Serangan ini menewaskan 18 orang, demikian laporan wartawan di lokasi.
Tim Pertahanan Sipil Palestina mengonfirmasi telah mengevakuasi 12 jenazah dari kawasan Sheikh Radwan, Kota Gaza. Sementara di Gaza tengah, lima nyawa melayang akibat serangan drone Israel yang membidik kerumunan warga di area Karaj, kamp pengungsian Bureij.
Baca juga: Ribuan Warga Gaza Berpelukan, Bertakbir, hingga Sujud Syukur Rayakan Gencatan SenjataJumlah korban terus bertambah sejak Rabu pagi. Warga Gaza yang sempat merayakan kabar gencatan senjata terpaksa kembali berlindung di tenda pengungsian setelah serangan berlanjut.
"Area ini sempat berubah jadi tempat perayaan selama beberapa jam. Pemandangan yang sangat langka, mengingat tempat ini biasanya menjadi lokasi pemakaman korban perang dan dipenuhi kesedihan," ungkap Hani Mahmoud, wartawan yang meliput dari Deir el-Balah, Gaza tengah.
Kesepakatan gencatan senjata baru akan dimulai Minggu mendatang. Warga Gaza khawatir serangan Israel akan semakin gencar sebelum pemboman benar-benar berhenti, tambah Mahmoud.
"Kami menduga akan ada peningkatan serangan drone dan artileri berat. Inilah yang membuat warga menghentikan perayaan hanya setelah dua jam," jelasnya.
Anas al-Sharif, wartawan di Kota Gaza, melaporkan serangan Israel yang masif telah melenyapkan kegembiraan warga saat pengumuman gencatan senjata.
"Beberapa jam lalu suasana penuh sukacita dan kelegaan saat kesepakatan damai diumumkan dari Doha. Namun pesawat tempur Israel langsung memadamkan kegembiraan itu dengan membombardir rumah sakit, tempat pengungsian, dan pemukiman warga," tutur al-Sharif.
Israel dan Hamas memang telah mengumumkan kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tawanan. Namun Israel menyebut masih ada beberapa detail yang perlu dibahas sebelum kesepakatan final.
Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengungkapkan, tim negosiator Israel di Doha telah melaporkan adanya kendala dengan Hamas. Perselisihan terjadi terkait tahanan Palestina mana yang akan dibebaskan sebagai bagian dari pertukaran tawanan di tahap pertama.
Data per 1 Januari 2025 mencatat ada 10.221 tahanan Palestina di penjara Israel. Angka ini belum termasuk warga Gaza yang ditahan militer Israel, termasuk Dr Hussam Abu Safia, direktur Rumah Sakit Kamal Adwan Gaza utara yang kini telah hancur dibombardir.
Izzat al-Risheq dari biro politik Hamas sebelumnya menegaskan kesepakatan ini telah memenuhi semua tuntutan mereka. Mulai dari penarikan total pasukan Israel dari Gaza, pemulangan pengungsi, hingga penghentian perang secara permanen.
Meski jadwal pasti belum diumumkan, kesepakatan gencatan senjata akan mulai berlaku Minggu mendatang dan dilaksanakan dalam tiga tahap. (
aljazeera)
(lam)