LANGIT7.ID-, Jakarta - - Nama
Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro mendadak jadi perbincangan hangat lantaran didemo oleh ratusan ASN Ditjen Dikti, kemarin. Ia disebut-sebut suka main tampar dan main pecat. Bagaimana cerita sebenarnya?
ASN kementerian tersebut menggelar aksi menuntut keadilan atas pemberhentian salah satu pegawai, Neni Herlina. Mereka yang mengenakan baju hitam membawa spanduk bertuliskan, "Institusi negara bukan perusahaan pribadi Satryo dan istri!". Lalu "Kami ASN, dibayar oleh negara, bekerja untuk negara, bukan babu keluarga".
Baca juga: Aksi Damai di Depan Kantor Kemendiktisaintek, Protes Menteri yang Suka Main Tampar & Main PecatBahkan di pagar gedung Kemendiktisaintek terpasang spanduk bertuliskan, "Pak Presiden Selamatkan kami dari Menteri Pemarah, Suka Main Tampar, dan Main Pecat". Tak hanya itu, para pengunjuk rasa juga menyoraki Menteri Satryo saat yang bersangkutan hendak memasuki gedung.
Teriakan "mundur dan turun" dari pendemo juga mewarnai langkah Pak Menteri saat ia berjalan menuju mobilnya di area parkiran gedung. Ada cerita apa dibalik unjuk rasa ini?
Dari informasi yang dihimpun, unjuk rasa ini dilatar belakangi oleh pemecatan Neni Herlina, seorang pegawai ASN Kementerian Kemdiktisaintek. Neni mengaku menerima perlakuan yang tidak mengenakkan dari Menteri Satryo ketika menjalankan tugas.
"Ketika saya menjalankan tugas, tapi ya perlakuannya sudah begitu. 'Ini kesalahan pertama ya' waktu pertama kali. 'Nanti kalau dua lagi, saya pecat kamu' dari pertama tuh udah begitu," katanya mengutip CNBC.
Baca juga: Menteri Satryo Diteriaki Mundur oleh ASN KemendiktisaintekAkibat masalah ini, Neni diminta menampakan mukanya di depan Menteri Satryo. Permintaan ini dilayangkan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendiktisaintek RI Togar M Simatupang dan rekan-rekannya.
Setelah kejadian tersebut, Neni yang merupakan bidang pegawai Prahum Ahli Muda & Pj Rumah Tangga mendapat masalah ketika mengurus pemasangan internet di rumah dinas Satryo.
"Tapi ada kejadian lagi. Nah, kebetulan kejadian itu yang akhirnya, kan kita juga ada ketua tim rumah tangga tuh ada juga. Jadi suatu saat di rumah dinas itu pasang internet. Cuma ya, kok saya ke sana-ke sana gitu aja? Apa, terlalu malam atau apa?," ungkapnya.
Neni menjelaskan Satryo ingin pemasangan internet dilakukan secepatnya. Tetapi, prosesnya hingga malam belum selesai yang membuatnya marah.
"Sementara kita kan minta segera, karena Pak Menteri maunya segera. Kita meminta mereka untuk menyegerakan. Jadi akhirnya sampai malam, tapi jadi marah," tambahnya.
Satryo mencoba menghubungi Angga, atasan Neni. Tetapi, Angga tidak menjawab karena kondisinya sedang sakit.
Lalu karena Angga tidak menjawab telepon, Satryo memberi pesan pemecatan melalui pesan WhatsApp ke Neni.Dengan alasan Neni sebagai penanggung jawab di tim tersebut.
"Marah, dia langsung dia nelepon ketua tim saya. Kebetulan Mas Angga waktu itu lagi sakit. Jadi nggak angkat telepon, itu udah malam-malam gitu. Terus akhirnya nggak diangkat. Nggak diangkat kan namanya orang sakit mungkin berobat. Mungkin ketiduran gitu ya. Tapi akhirnya di-WA 'saya pecat kamu'," papar Neni.
(lsi)