LANGIT7.ID-Dari Nafi’ bin ‘Abdul Harits tatkala suatu hari pernah bertemu dengan
Umar bin Khattab di suatu Usfan (nama sebuah lembah yang ada di tanah Arab, yang bukan sembarang lembah) dan ketika itu Umar menugaskan Nafi untuk mengurusi
Kota Makkah.
Umar pun bertanya, “Kalau begitu siapa yang mengurus penduduk Al-Wadi?”
“Ibnu Abza”, jawab Nafi’.
Umar balik bertanya, “Siapa Ibnu Abza”. Ketika itu dijawab, “Dia adalah di antara bekas budak kami.”
Umar terheran dan berkata, “Kenapa yang engkau tugaskan adalah bekas budak?”
Nafi’ menjawab, “Ia itu paham akan Alquran dan memahami ilmu faraidh (waris).”
Maka Umar berkata, “Sesungguhnya Nabi SAW itu bersabda, “Sesungguhnya Allah mengangkat derajat seseorang dengan kitab ini (Al-Quran) dan merendahkan yang lain dengan kitab ini.” (HR Muslim no. 817).
Baca juga: Kisah Kesaksian Amr bin Maimun tentang Syahidnya Umar bin Khattab Tatkala keseharian ini dipenuhi dengan Alquran, maka Allah SWT akan meninggikan derajat seseorang, meskipun ia hanyalah seorang bekas budak di mata para manusia, tetapi Allah SWT akan mengangkat dengan caranya.
Al-Quran juga telah memberi petunjuk agar kita dapat mencapai hidup mulia dan senantiasa mendapatkan Rahmat Allah Taala. Hal ini dimaktub alam Al-Quran Surat Isra ayat 79-82. Allah SWT berfirman:
وَمِنَ الَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهٖ نَافِلَةً لَّكَۖ عَسٰٓى اَنْ يَّبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُوْدًا ٧٩
wa minal-laili fa taḫajjad bihî nâfilatal laka ‘asâ ay yab‘atsaka rabbuka maqâmam maḫmûdâArtinya: Dan pada sebahagian malam hari bersalat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.
وَقُلْ رَّبِّ اَدْخِلْنِيْ مُدْخَلَ صِدْقٍ وَّاَخْرِجْنِيْ مُخْرَجَ صِدْقٍ وَّاجْعَلْ لِّيْ مِنْ لَّدُنْكَ سُلْطٰنًا نَّصِيْرًا ٨٠
wa qur rabbi adkhilnî mudkhala shidqiw wa akhrijnî mukhraja shidqiw waj‘al lî mil ladungka sulthânan nashîrâArtinya: Dan katakanlah: "Ya Tuhan-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong.
وَقُلْ جَاۤءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُۖ اِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوْقًا ٨١
wa qul jâ'al-ḫaqqu wa zahaqal-bâthilu innal-bâthila kâna zahûqâArtinya: Dan katakanlah: "Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْاٰنِ مَا هُوَ شِفَاۤءٌ وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَۙ وَلَا يَزِيْدُ الظّٰلِمِيْنَ اِلَّا خَسَارًا ٨٢
wa nunazzilu minal-qur'âni mâ huwa syifâ'uw wa raḫmatul lil-mu'minîna wa lâ yazîdudh-dhâlimîna illâ khasârâArtinya: Dan Kami turunkan dari Al Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orangorang yang berimaan dan Al Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.
(mif)