LANGIT7.ID-Dua kasus curhatan karyawan TVRI dan RRI menjadi viral. Curhatan tersebut berkaitan dengan pemutusan hubungan kerja yang dialami, dampak dari efisiensi anggaran pemerintahan Presiden Prabowo.
Curahan hati pertama diunggah oleh jurnalis TVRI Yogyakarta, Yusuf Adhitya Pratama melalui akun Tiktoknya. Kemudian, salah seorang penyiar RRI Ternate dengan akun TikTok @aiinizzaa juga mengungkap hal senada.
1. Video Adhit kena PHK yang Viral Dalam video yang beredar di media sosial, Adhit berpamitan dengan keluarganya sebelum berangkat kerja untuk terakhir kalinya, termasuk ke anaknya yang masih kecil. Ia memeluk istrinya erat sebelum melangkah keluar rumah dengan mengenakan seragam biru TVRI kebanggaannya.
"Disyukuri, pasti ada keindahan, tenang saja," ucap Adhit. Sesampainya di kantor, Adhit juga berpamitan dengan rekan-rekan kerja, termasuk penjaga kantin.
Keputusan pemutusan hubungan kerja (PHK) ini diduga merupakan dampak dari Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 tentang efisiensi anggaran. Adhit telah mengabdi selama tujuh tahun sebagai jurnalis TVRI. Sejumlah liputannya banyak mewarnai berita lokal, salah satunya insiden belasan wisatawan terseret ombak di Pantai Drini.
Setelah di-PHK Adhit berencana mengembangkan usaha kuliner dan media sosial sebagai sumber penghasilan baru. "Yang terpenting, Allah pasti memberikan ganti lebih baik," ucapnya penuh harap.
Adhit bukan satu-satunya yang terkena dampak kebijakan ini. Sejumlah pegawai Radio Republik Indonesia (RRI) juga mengalami nasib serupa.
2. Penyiar RRI Pro 2 Ternate menangis kehilangan pekerjaan Salah satu penyiar RRI Pro 2 Ternate dengan akun TikTok @aiinizzaa mengungkapkan kesedihannya setelah diberhentikan dari pekerjaannya.
Dalam unggahannya yang viral, ia menyebut ada ratusan pegawai yang mengalami PHK akibat efisiensi anggaran.
"Bapak (Prabowo), kita tahu bahwa efisiensi anggaran yang bapak lakukan saat ini untuk menunjang agar program-program bapak bisa berjalan dengan baik, seperti makan gratis untuk anak-anak," ujarnya di akun TikTok @aiinizzaa.
"Tapi sudahkah bapak berpikir bahwa ketika pagi hari bapak berhasil memberikan makan gratis dan bergizi untuk anak-anak, tapi ketika mereka pulang ke rumah, mereka mendapati orang tua mereka tidak bisa memberikan makan siang dan makan malam yang layak, karena ternyata orang tua mereka harus di-PHK dan dirumahkan karena efisiensi yang bapak lakukan," katanya.(*)
(hbd)