Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Kamis, 24 April 2025
home sosok muslim detail berita

Gus Baha Punya Tradisi Sebelum dan Sesudah Buka Puasa Bareng Anak Istri dan Santri

tim langit 7 Senin, 03 Maret 2025 - 22:13 WIB
Gus Baha Punya Tradisi Sebelum dan Sesudah Buka Puasa Bareng Anak Istri dan Santri
KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha).Foto/ist
LANGIT7-Jakarta,- - KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) punya kebiasaan sendiri ketika buka puasa di keluarga dan pesantrennya. Tradisi itu adalah membebaskan untuk memilih makanan halal yang diinginkan.

Kebiasaan ini diungkapkan Gus Baha saat dialog bersama Prof Muhammad Quraish Shihab dan Najwa Shihab seperti dikutip dari akun Youtube Najwa Shihab, Senin (2/2/2025).

"Karena mereka para santri masih anak-anak, harus diservis dengan longgar, akhirnya orang tua juga ikut longgar. Longgar dalam maksud, mau makan apa saja boleh. Bukan longgar dalam arti makan berlebihan," katanya.

Menurut Rais Syuriah PBNU ini, tradisi yang dilakukan di keluarga dan pesantrennya merupakan ajaran dari ayahnya KH Nursalim dan gurunya bernama KH Maimoen Zubair.

Bagi orang saleh, kata Gus Baha, pilihan makanan apapun ketika buka puasa akan dikembalikan ke Allah maka nyaman.

Di balik kelonggaran ada kearifan lain, yaitu bisa memakmurkan pedagang selama Ramadhan karena ada pembeli dagangannya.

"Tradisi bapak saya dan Kiai Maimoen Zubair yaitu longgar tentang menu makanan. Karena tahu Allah yang maha kaya tidak akan miskin. Allah Maha baik, tidak apa-apa menikmati nikmat-Nya," imbuh Gus Baha.

Dia lalu menjelaskan, tradisi kelonggaran dalam memilih makanan ini jika dipandang secara ushul fiqih memiliki tujuan yang mendalam. Para ulama di Indonesia tahu bahwa di dunia ini banyak maksiat.

Perlawanan besar dari para kiai yaitu melatih masyarakat menikmati sesuatu yang tidak diharamkan oleh Allah, seperti makan makanan yang halal.

Maka tak heran, tokoh agama dari pesantren dan para kiai itu longgar dalam bercanda, duduk santai, makan karena manusia berpotensi maksiat. Maka perlu membuat manusia nyaman hidup tanpa maksiat.

Dalam kitab Bukhari, kata Gus Baha, ada kisah tentang Nabi Ayub, setelah dihukum Allah lalu jadi kaya lagi.

Nabi Ayub melihat belalang dari emas, lalu mengambil banyak sekali. Lalu ditegur Allah, kenapa mengambil sebanyak itu padahal sudah kaya. Nabi Ayub menjawab, siapa yang bisa kenyang dengan rahmat-Mu.

"Jika dipandang dalam ushul fiqih, ada kenikmatan bersama yang tidak perlu dilakukan lewat maksiat. Menikmati taat, diharapkan tidak mencari kesenangan lewat jalur maksiat. Jadi longgar dalam makanan ini bukan maksudnya longgar dalam berlebihan," ungkapnya.

Gus Baha menambahkan, tradisi selanjutnya yang dilakukannya sebelum dan sesudah buka puasa yaitu merasa lemah di depan Allah ketika lapar.

Lalu bersyukur kepada Allah ketika sudah kenyang. Anjuran bersyukur ini menurut Gus Baha adalah ajaran nabi seperti dalam hadits riwayat Imam Bukhari: عن أبي أمامة الباهلي رضي الله عنه قال: كان النبي صلى الله عليه وسلم إذا رُفِعَت مائدته قال: الحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ، غَيْرَ مَكْفِيٍّ وَلاَ مُوَدَّعٍ، وَلاَ مُسْتَغْنًى عَنْهُ رَبَّنَا

Dari Abu Umamah al-Bahili, dia berkata, “Nabi SAW jika selesai makan, selalu mengucapkan, “Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, baik, lagi penuh berkah. Tidak ada memberi kecukupan, pemberi simpanan, pemberi kekayaan atas makanan itu selain Engkau wahai Tuhan kami.”

"Seperti anjuran Rasulullah, ketika lapar, tadarru' (merasa lemah) ila Allah, ketika kenyang maka bersyukur, memuji Allah," tandasnya.

(ori)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Kamis 24 April 2025
Imsak
04:27
Shubuh
04:37
Dhuhur
11:54
Ashar
15:14
Maghrib
17:52
Isya
19:02
Lihat Selengkapnya
QS. Al-Jumu'ah:8 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
قُلْ اِنَّ الْمَوْتَ الَّذِيْ تَفِرُّوْنَ مِنْهُ فَاِنَّهٗ مُلٰقِيْكُمْ ثُمَّ تُرَدُّوْنَ اِلٰى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ ࣖ
Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”
QS. Al-Jumu'ah:8 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan