LANGIT7.ID- Seorang penulis dan tokoh televisi, Maman Suherman, mengungkapkan pengalaman mendalam yang mengubah hidupnya setelah diselamatkan oleh warga pesisir Mandar. Kisah ini bermula ketika Maman berada di atas perahu dan mendapat pertolongan dari puluhan orang yang sama sekali tidak mengenalnya sebagai seorang tokoh televisi.
Hal yang mengejutkan Maman adalah saat warga pesisir tersebut tidak mengenalinya dari penampilannya di acara "Indonesia Lawak Club". Mereka bahkan bertanya, "Siapa emangnya?" dan "Acara apa ya?" Fakta ini membuat Maman menyadari bahwa di daerah pinggir pantai tersebut tidak ada satupun televisi, dan warganya bukanlah pemirsa televisi.
Baca juga: Kolom Hikmah Petunjuk-Nya: Mengenali Isyarat Allah dalam Kehidupan Sehari-hariPengalaman ini memberikan perspektif baru bagi Maman tentang ketulusan dan kebaikan yang tidak didasari oleh popularitas atau status sosial. Pertolongan yang ia terima berasal dari hati yang tulus, tanpa pamrih dan tanpa dipengaruhi oleh siapa dia di layar kaca.
"Orang-orang yang istilahnya tidak kenal yang justru memberikan kebahagiaan buat saya," ungkap Maman saat menceritakan pengalamannya dalam acara Hikmah Petunjuk-Nya, Buka Bersama PT Djarum dengan media, di Hotel Indonesia Kempinski, dikutip Selasa (18/3/2025).
Baca juga: Kolom Hikmah Petunjuk-Nya: Manfaatkan Pagi Untuk Raih Berkah Yang Tak Terbatas
Handojo, General Manager Corporate Communications PT Djarum, saat memberikan sambutan dalam acara buka bersama dengan media. Foto: IstimewaKetulusan dan kehangatan masyarakat Mandar ini begitu membekas di hatinya hingga ia memutuskan untuk rutin kembali ke Mandar setiap tahun.
Sebagai bentuk penghormatan dan rasa terima kasih, ia kini dengan bangga memaknai namanya "Maman" sebagai singkatan dari "Manusia Mandar". Ini menjadi pengingat bagi dirinya tentang pelajaran hidup yang ia dapatkan dari masyarakat pesisir tersebut.
Baca juga: Kolom Hikmah Petunjuk-Nya: Sahur, Momen Istimewa Menyambut Berkah RamadhanPerjalanan hidup Maman ini merefleksikan esensi dari tema "Hikmah Petunjuk-Nya" yang diangkat PT Djarum dalam kampanye Ramadannya. Tema yang mengingatkan bahwa seringkali kita berdoa dan memohon petunjuk-Nya, namun belum sepenuhnya membuka hati untuk menerima petunjuk tersebut. Padahal, seperti yang dialami Maman di pesisir Mandar, jawaban dan petunjuk-Nya mungkin sudah hadir di hadapan kita melalui ketulusan orang-orang yang bahkan tidak kita kenal.
Melalui kisahnya, Maman Suherman mengingatkan kita akan nilai-nilai kemanusiaan yang sering terlupakan di tengah hiruk pikuk kehidupan modern. Bahwa kebahagiaan sejati dapat ditemukan dalam kesederhanaan dan ketulusan, bukan dari popularitas atau pengakuan publik. Pengalaman ini juga menunjukkan bahwa ikatan manusia yang terdalam terbentuk justru dari momen-momen kemanusiaan yang murni, tanpa embel-embel status atau kepopuleran.
Baca juga: Kolom Hikmah Petunjuk-Nya: Tolong Menolong Itu Bukan Sekadar Memberi Bantuan, Tetapi Ada Makna Yang Sangat Menyentuh Diri ManusiaSejalan dengan kisah inspiratif Maman, PT Djarum melalui Handojo selaku General Manager Corporate Communications mengungkapkan bahwa tema "Hikmah Petunjuk-Nya" dipilih sebagai pesan kebaikan yang ingin disampaikan melalui tayangan TV tahun ini. Tema ini lahir dari pemahaman bahwa bulan Ramadan adalah waktu untuk introspeksi, mirip dengan rekoleksi atau melihat ke dalam diri untuk mengasah batin dan pikiran bagi pemeluk agama lain.
Kesibukan dan rutinitas sering membuat kita lupa bahwa petunjuk-Nya hadir melalui berbagai kejadian atau bisikan sanubari. Di tengah kehidupan yang serba cepat, momen Ramadan menjadi pengingat untuk lebih peka terhadap petunjuk yang mungkin telah hadir dalam kehidupan sehari-hari. Pesan mendalam ini disampaikan PT Djarum sebagai kontribusi positif di bulan yang penuh rahmat.
(lam)