Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Sabtu, 01 November 2025
home masjid detail berita

Ilmu Fikih: Kisah Debat Umar bin Khattab dengan Ammar bin Yasir tentang Junub

miftah yusufpati Kamis, 03 April 2025 - 05:45 WIB
Ilmu Fikih: Kisah Debat Umar bin Khattab dengan Ammar bin Yasir tentang Junub
Membicarakan fikih para sahabat menjadi sangat penting sebagai pijakan bagi pembahasan masalah fiqh mutakhir. Ilustrasi: Ist
LANGIT7.ID--Seorang laki-laki datang menemui Umar bin Khattab: "Saya dalam keadaan junub dan tidak ada air." Maksud kedatangannya untuk menanyakan apakah ia harus salat atau tidak.

Umar menjawab, "Jangan salat sampai engkau mendapatkan air."

Ammar bin Yasir berkata pada 'Umar bin Khathab: "Tidakkah Anda ingat. Dulu --engkau dan aku-- pernah berada dalam perjalanan. Kita dalam keadaan junub. Engkau tidak salat, sedangkan aku berguling-guling di atas tanah. Aku sampaikan kejadian ini kepada Rasulullah SAW. Dan Nabi berkata, cukuplah bagi kamu berbuat demikian."

Mendengar demikian Umar menegur 'Ammar: "Ya Ammar, takutlah pada Allah".

Kata Ammar, "Ya Amir al-Mu'minin, jika engkau inginkan, aku tidak akan menceritakan hadis ini selama engkau hidup."

Riwayat ini dihimpun berdasarkan hadits Bukhari, Muslim, al-Nasai, Ahmad Abu Dawud, Ibn Majah, Ibn Hajar al-Asqalani. Lihat: Fath al-Bari, 1:443 al-Maktabah al-Salafiyah.

Baca juga: Kisah Imam Syafi'i Meramu Pendapat Fikih Imam Malik dan Imam Abu Hanifah

Mengomentari ini, Ibnu Hajar, dalam Fath al-Bari menjelaskan yang dimaksud Ammar, "Aku melihat memang lebih baik tidak meriwayatkan hadis ini ketimbang meriwayatkannya Aku setuju denganmu, dan menahan diriku. Toh, aku sudah menyampaikannya, sehingga aku tidak bersalah."

Jalaluddin Rakhmat dalam buku berjudul "Kontekstualisasi Doktrin Islam Dalam Sejarah" bab "Tinjauan Kritis atas Sejarah Fiqh, Dari Fiqh Al-Khulafa' Al-Rasyidin Hingga Madzhab Liberalisme" mengatakan sejak itu, 'Ammar tidak meriwayatkan peristiwa itu lagi.

Umar tetap berpegang teguh pada pendapatnya -- orang junub, bila tidak ada air, tidak perlu salat. "Wa hadza madzab masyhur 'an 'Umar," kata Ibn Hajar.

Semua sahabat menolak pendapat Umar, kecuali Abdullah bin Mas'ud.

Al-Bukhari mencatat perdebatan Abdullah bin Mas'ud dengan Abu Musa al-Asy'ari tentang kasus ini pada hadis No. 247.

Abu Musa menentang pendapat Abdullah --sekaligus madzhab Umar-- dengan mengutip ayat ("jika kalian tak mendapatkan air hendaklah tayamum dengan tanah yang baik").

Jalaluddin Rakhmat mengatakan menarik untuk dicatat bahwa kelak dengan merujuk ayat yang sama, mazhab Hanafi melanjutkan mazhab Umar.

Baca juga: Perkembangan Ilmu Fikih: Masa Daulah Umayyah dan Abbasiyah

Lebih menarik lagi untuk kita catat adalah beberapa pelajaran dari riwayat di atas.

Pertama, memang terjadi perbedaan paham di antara sahabat dalam masalah fiqhiyah. Kedua, lewat kekuasaan, 'Umar menghendaki pembakuan paham dan mengeliminasi pendapat yang berlainan. Ketiga, terlihat ada sikap hiperkritis dalam menerima atau menyampaikan riwayat, Keempat, perbedaan di antara para sahabat berpengaruh besar pada ikhtilaf kaum Muslim pada abad-abad berikutnya

Menurut Jalaluddin Rakhmat, membicarakan fikih para sahabat menjadi sangat penting sebagai pijakan bagi pembahasan masalah fiqh mutakhir.

(mif)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Sabtu 01 November 2025
Imsak
03:59
Shubuh
04:09
Dhuhur
11:40
Ashar
14:55
Maghrib
17:49
Isya
19:01
Lihat Selengkapnya
QS. Al-Isra':1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.
QS. Al-Isra':1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan