LANGIT7-surabaya,- - Momen Lebaran identik dengan hidangan spesial, mulai opor, rendang, sambal goreng, hingga aneka kue dan minuman manis. Namun, bagi penderita diabetes dan kolesterol, sajian khas lebaran ini bisa menjadi tantangan tersendiri.
Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair), Dr Sony Wibisono Mudjanarko dr SpPD KEMD FINASIM, menekankan pentingnya menjaga pola makan selama Lebaran.
“Kita bicara pasien diabetes ya, baik puasa maupun tidak puasa tetap harus memperhatikan makanannya. Perbedaannya adalah jumlah kalorinya. Saat puasa, makanan lebih dominan di waktu berbuka, sedangkan sahur porsinya lebih kecil. Namun, prinsipnya tetap sama, yaitu diet, olahraga, baru obat,” ujar dr Sony.
Menurutnya, sebelum berpuasa, pasien diabetes disarankan berkonsultasi dengan dokter untuk menyesuaikan pengobatannya.
Termasuk mengetahui obat yang boleh diteruskan, yang harus diturunkan, atau dipindah waktu pemberiannya. Setelah puasa selesai, pola pengobatan pun kembali seperti semula sesuai anjuran dokter.
Tips Konsumsi Makanan Saat Lebaran, konsumsi makanan cenderung mengandung manis dan karbohidrat tinggi maupun bersantan. Hal ini, kata dr Sony, mempercepat peningkatan gula darah.
“Yang manis-manis ini memang tidak boleh. Puasa atau tidak puasa pun tetap tidak boleh karena mengubah kandungan gula darah setelah makan,” jelasnya.
dr Sony berpesan agar penderita diabetes menghindari makanan yang mengandung gula pasir, gula jawa, sirup, dan
soft drink. Selain itu, mereka juga disarankan untuk membatasi porsi makan agar tidak berlebihan.
Konsumsi santan pun perlu diperhatikan, mengingat banyak penderita diabetes juga memiliki kadar kolesterol yang tinggi.
Lebih lanjut, dr Sony mengungkap pentingnya mengikuti jadwal makan yang telah ditentukan oleh dokter atau ahli gizi.
“Makanan diabetes itu harus sesuai dengan jam makan, jumlah, jenisnya, dan jadwalnya. Ini berhubungan dengan kerja obat, ada yang jangka panjang, jangka pendek, dan menengah. Kalau obatnya kerja jangka cepat, sedangkan pasien minum obat makannya ditunda, bisa nge-
drop gula darahnya,” paparnya.
“Jumlahnya untuk orang diabetes itu enam kali. Tiga kali makan besar—pagi, siang, dan malam—di antaranya ada makanan selingan atau cemilan,” tambah dr. Sony.
Sementara itu, mengonsumsi makanan berlebihan tanpa menyesuaikan dosis obat dapat menyebabkan lonjakan drastis pada kadar gula darah. Ia pun menerangkan pentingnya memantau kadar gula darah.
“Biasanya, gula darah tinggi tidak langsung menimbulkan gejala, kecuali jika kadarnya sangat tinggi hingga menyebabkan penurunan kesadaran. Jika tidak terlalu tinggi, sering kali tidak ada keluhan,” jelas dr. Sony.
Tetap Lakukan Aktivitas Fisik Selain makanan, dr Sony menyebut bahwa aktivitas fisik juga memiliki peran penting dalam menjaga kadar gula darah.
“
Lifestyle itu dari makanan dan aktivitas fisik. Pasien diabetes dianjurkan bergerak 30 menit tiap hari atau minimal 150 menit. Lima kali selama seminggu dengan olahraga aerobik, misalnya jalan kaki atau bersepeda,” ungkapnya.
Terakhir, ia mengingatkan bahwa selama Lebaran, risiko utama penderita diabetes adalah lonjakan kadar gula darah akibat konsumsi makanan berlebih. dr Sony menegaskan, “Pasti sehat kalau patuh pedoman dan anjuran dokter.”
(ori)