LANGIT7.ID–Jakarta; Militer Israel melancarkan serangan udara ke Bandara Internasional Sanaa di Yaman pada Selasa, jadi serangan kedua dalam dua hari terakhir terhadap kelompok Houthi yang didukung Iran, setelah ketegangan antara kedua pihak makin memanas.
Menurut TV al-Masirah yang dikelola Houthi, tiga orang tewas akibat serangan ini. Sebelum menyerang, Israel sudah memperingatkan warga untuk menjauh dari sekitar bandara. Serangan ini diklaim menyasar infrastruktur milik Houthi dan "melumpuhkan total" bandara tersebut. Para saksi mata mengatakan ada empat ledakan terdengar di ibu kota Sanaa.
Ketegangan antara Israel dan Houthi meningkat sejak perang di Gaza meletus. Tapi situasinya makin panas setelah Houthi meluncurkan rudal yang jatuh dekat Bandara Ben Gurion di Israel pada Minggu lalu. Serangan itu dibalas Israel dengan menggempur pelabuhan Hodeidah di Yaman pada Senin.
“Baru saja, jet tempur IDF (Pasukan Pertahanan Israel) menyerang dan menghancurkan infrastruktur teroris Houthi di bandara utama Sanaa, dan melumpuhkan total operasional bandara itu,” kata militer Israel.
Mereka juga bilang kalau serangan ini membidik landasan pacu, pesawat, dan fasilitas utama yang digunakan Houthi. Menurut tiga sumber bandara, serangan tersebut mengenai tiga pesawat sipil, ruang keberangkatan, landasan pacu, serta pangkalan militer di bawah kendali Houthi.
Militer Israel menuding bandara Sanaa jadi pusat utama Houthi untuk memindahkan senjata dan orang-orangnya. Tapi Houthi membalas dengan pernyataan keras melalui TV al-Masirah: “Operasi militer kami akan terus berlanjut. Dukungan Yaman terhadap Palestina hanya akan berhenti jika agresi dan blokade terhadap Gaza berakhir.”
Utusan Khusus PBB untuk Yaman, Hans Grundberg, menyebut di platform X bahwa serangan terbaru ini adalah “eskalasi serius di tengah situasi kawasan yang sudah sangat rapuh dan tegang.”
Pihak maskapai nasional Yaman, Yemenia Airways, mengatakan bahwa tiga pesawat mereka hancur dalam serangan ini, menurut penilaian awal.
Serangan dalam Blok ‘Poros Perlawanan’Kelompok Houthi telah meluncurkan serangan ke arah Israel dan kapal-kapal di Laut Merah sejak Israel menggempur Gaza sebagai balasan atas serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu.
Houthi mengklaim semua serangan itu sebagai bentuk solidaritas untuk rakyat Palestina dan bersumpah akan terus melancarkan serangan selama Israel masih menggencarkan serangan ke Gaza.
Minggu lalu, Houthi bahkan berjanji akan melakukan “blokade udara total” terhadap Israel dengan terus-menerus menyerang bandara-bandara mereka.
Saat ini, sekitar 60 persen wilayah Yaman berada di bawah kekuasaan Houthi. Mereka merupakan bagian dari jaringan “Poros Perlawanan” yang didukung Iran, bersama Hamas dan Hezbollah di Lebanon. Kelompok-kelompok ini dikenal menentang kepentingan Israel dan Amerika Serikat di kawasan Timur Tengah.
Meski Israel telah menargetkan pemimpin-pemimpin utama dan menghancurkan sebagian besar infrastruktur militer dari kelompok-kelompok ini sejak perang Gaza dimulai, Houthi tetap jadi kekuatan yang belum bisa diremehkan.
Serangan udara Israel di sekitar Hodeidah pada Senin lalu menewaskan empat orang dan melukai 39 lainnya, menurut Kementerian Kesehatan yang dikelola Houthi.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sebelumnya memang sudah berjanji akan membalas serangan rudal Houthi yang sempat mendarat di dekat Bandara Ben Gurion dan menyebabkan sejumlah maskapai Eropa dan AS membatalkan penerbangan ke Israel.
(lam)