LANGIT7.ID–Jakarta; Di tengah ketidakpastian ekonomi dan ancaman inflasi yang terus membayangi, masyarakat kini mulai melirik investasi berbasis syariah sebagai strategi perlindungan nilai aset sekaligus sumber cuan yang sesuai prinsip agama. Investasi di pasar modal syariah tidak hanya menjanjikan potensi keuntungan, tetapi juga memberi ketenangan karena sejalan dengan nilai-nilai Islam.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, menyebutkan bahwa pasar modal syariah merupakan alternatif strategis dalam menjaga aset dari tekanan inflasi.
“Investasi di pasar modal syariah merupakan salah satu pilihan strategis untuk melindungi nilai aset dari dampak inflasi dan memperoleh potensi keuntungan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam,” ujarnya dia dalam keterangannya, dikutip Minggu (1/6/2025).
Tren positif ini terlihat dari kinerja berbagai instrumen pasar modal syariah di Indonesia. Hingga 15 Mei 2025, Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tumbuh 2,62 persen secara year to date (ytd). Bahkan dalam satu tahun terakhir, ISSI meningkat 3,29 persen secara year on year (yoy), dengan nilai kapitalisasi mencapai Rp7.100,61 triliun, naik 4,03 persen dari tahun sebelumnya.
Tak hanya indeks, dana kelolaan reksa dana syariah juga mencatat kinerja impresif. Sampai dengan 9 Mei 2025, nilainya menembus Rp57,72 triliun, tumbuh 14,18 persen ytd. Sementara itu, nilai outstanding sukuk korporasi mencapai Rp62,97 triliun (naik 13,93 persen ytd), dan sukuk negara sebesar Rp1.704,34 triliun (naik 4,71 persen ytd).
Peningkatan literasi dan akses terhadap investasi syariah pun terus didorong OJK, termasuk melalui rangkaian kegiatan edukatif di berbagai wilayah Indonesia. Salah satunya, melalui gelaran Sosialisasi Edukasi Pasar Modal Terpadu (SEPMT) 2025 yang diselenggarakan di Jayapura, Papua, pada 26–27 Mei lalu. Acara ini menjadi momentum OJK untuk menghadirkan pendekatan edukatif yang interaktif dan aplikatif bagi masyarakat di wilayah timur Indonesia.
“Produk pasar modal syariah sangat fleksibel, likuid, mudah dijangkau, dan relevan dengan perkembangan teknologi finansial serta digitalisasi di sektor keuangan,” tambah Inarno.
Dengan tren pertumbuhan yang konsisten dan dukungan regulasi yang makin inklusif, pasar modal syariah diprediksi akan menjadi pilar penting dalam mendorong ekonomi umat yang lebih adil dan berkelanjutan.
(lam)