Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Selasa, 17 Juni 2025
home masjid detail berita

Zamzam dan Kisah Nazar Abdul Muthalib Mengurbankan Salah Satu Anaknya

miftah yusufpati Ahad, 08 Juni 2025 - 05:45 WIB
Zamzam dan Kisah Nazar Abdul Muthalib Mengurbankan Salah Satu Anaknya
Seratus unta disembelih, tak satu pun dagingnya disentuh manusia. Ilustrasi: Ist
LANGIT7.ID- Makkah, 571 M. Dalam debur waktu yang lambat, seorang pria tua berdiri di tengah debu dan panas Jazirah. Sorot matanya menerobos padang bebatuan, menembus waktu ke masa ketika air pernah menyembur di kaki nenek moyangnya.

Abdul Muthalib, pemimpin Quraisy, sedang menggali bukan sekadar sumur. Ia menggali warisan spiritual Arab yang lama terkubur bersama legenda.

Muhammad Husain Haekal dalam bukunya berjudul "Sejarah Hidup Muhammad" menyebut ia bukan pemimpin biasa. Sejak kematian pamannya, Muthalib, dialah yang memegang amanat dua urusan paling vital di Tanah Suci: memberi air dan makanan bagi para peziarah. Tapi air adalah barang langka di Makkah, kota kering di tengah gurun.

Zamzam — sumur yang dulu dikatakan muncul karena tangisan Ismail — telah lama hilang jejaknya. Dan Abd al-Muttalib hanya punya satu anak lelaki, Harith, untuk membantu tugas yang sungguh berat.

Hingga suatu malam, dalam tidurnya, ia mendengar suara. Suara itu menyuruhnya menggali kembali sumur yang hilang. Dengan hanya ditemani Harith, ia menggali di antara dua berhala: Isaf dan Na’ila. Hingga tanah yang kering itu menyerah, memuntahkan air, juga dua pelana emas dan pedang milik Mudzadz bin Amr. Tapi temuan itu segera diperebutkan.

Baca juga: Air Zamzam: Di Lembah yang Gersang, Muncul Mata Air Kehidupan

Di sinilah kebijaksanaan lama Arab berbicara. Dengan qid-h — anak panah keberuntungan — mereka menyerahkan keputusan pada dewa Hubal. Dua anak panah untuk Kakbah, dua untuk Abd al-Muthalib, dua untuk Quraisy. Saat nama Quraisy tak keluar, bagian itu pun bukan milik mereka. Pedang-pedang dijadikan pintu Kakbah, pelana emas menghiasi Rumah Suci. Dan Zamzam mengalir kembali.

Namun kebangkitan itu datang bersama ketegangan baru. Abd al-Muthalib merasa tenaganya belum cukup. Maka ia menadah tangan, bersumpah: jika ia dikaruniai sepuluh anak lelaki, ia akan menyembelih satu di antaranya sebagai bentuk syukur. Tuhan menjawab. Lahir sepuluh lelaki. Dan sesuai nadar, satu harus dikorbankan.

Qidh kembali digunakan. Nama yang keluar adalah Abdullah — anak bungsu, anak yang paling dicintai.

Makkah berguncang. Seorang ayah siap menyembelih anaknya di dekat Zamzam. Tapi para pembesar Quraisy menahan. “Tanyakan kepada dukun di Yathrib,” kata mereka.

Sang dukun memberi saran: gantikan dengan sepuluh unta. Tapi qidh tetap menunjuk Abdullah. Jumlah unta dinaikkan, hingga mencapai seratus. Baru kemudian qidh menunjuk unta. Abdullah selamat. Seratus unta disembelih, tak satu pun dagingnya disentuh manusia.

Itu bukan akhir ujian bagi Abd al-Muttalib. Beberapa tahun kemudian, ancaman datang dari selatan.

Baca juga: Lebih dari 3.300 Ton Air Zamzam Dikonsumsi Jamaah Masjid Nabawi dalam 15 Hari

(mif)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Selasa 17 Juni 2025
Imsak
04:29
Shubuh
04:39
Dhuhur
11:57
Ashar
15:18
Maghrib
17:50
Isya
19:04
Lihat Selengkapnya
QS. Al-Ikhlas:1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ
Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa.
QS. Al-Ikhlas:1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan