LANGIT7.ID-Bandung; Rencana Institut Teknologi Bandung (ITB) membangun kampus di PIK 2 akhirnya dibatalkan.
Pembatalan ini disampaikan dengan bahasa yang halus dengan kalimat
meninjau ulang rencana pembukaan kampus Pascasarjana (S2) Ekonomi Syariah Berbasis Digital di Menara Syariah, kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2, menyusul berbagai masukan dari masyarakat, akademisi, dan alumni.
Wakil Rektor Bidang Komunikasi, Kemitraan, Kealumnian, dan Administrasi ITB, A Rikrik Kusmara, menjelaskan bahwa keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk dampak sosial, lingkungan, dan pembangunan berkelanjutan.
"ITB akan melakukan kajian lebih mendalam terkait kerja sama ini, tidak hanya dari sisi pendidikan tetapi juga mempertimbangkan isu-isu yang lebih luas," ujarnya di Bandung, Senin.
Meski demikian, ITB tetap berkomitmen mengembangkan program multidisiplin ekonomi syariah digital, yang disebut sebagai yang pertama di Indonesia. Program ini akan memanfaatkan fasilitas yang sudah ada di kampus ITB di Jakarta, Bandung, Jatinangor, atau Cirebon.
Rikrik menambahkan, ITB telah mengkaji pengembangan ekonomi syariah sejak 2007, termasuk kerja sama dengan berbagai pihak di dalam dan luar negeri. Rencana kolaborasi dengan Menara Syariah di PIK 2 sendiri muncul pada 2025, setelah pihak pengembang menawarkan ITB untuk terlibat dalam pengembangan ekosistem ekonomi syariah berbasis digital.
"Kami merespons inisiatif ini sebagai upaya memperluas akses pendidikan dan meningkatkan literasi keuangan syariah di Indonesia," jelasnya.
Namun, rencana ini memicu penolakan dari sejumlah pihak, termasuk alumni dan mahasiswa, yang menilai proyek PIK 2 bermasalah. Menanggapi hal ini, ITB menyampaikan permohonan maaf atas kegaduhan yang timbul.
"Dengan rendah hati, kami mohon maaf atas isu yang berkembang. Kami juga berterima kasih atas perhatian dan kritik dari masyarakat, yang menunjukkan kecintaan mereka terhadap ITB sebagai institusi pendidikan," kata Rikrik.
Sebelumnya, ITB telah menandatangani nota kesepahaman dengan PT Kukuh Mandiri Lestari, pengembang PIK 2, pada 23 Juni 2024. Namun, kerja sama ini menuai kritik, salah satunya dari Said Didu, yang menilai ITB seharusnya menjaga integritas moral dan tidak terlibat dalam proyek yang dianggap kontroversial.
Kini, ITB memastikan akan mengkaji ulang rencana tersebut secara lebih komprehensif sebelum mengambil keputusan lebih lanjut.(*/saf/ant)
(lam)