LANGIT7.ID-, Jakarta - - Dua bersaudara, Pradeep dan Kapil Negi yang berasal dari suku Hatti, menikahi wanita yang sama yaitu Sunita Chauhan. Kedua pria mengatakan, mereka mengambil keputusan tanpa tekanan apa pun.
Pernikahan berlangsung di Desa Shillai, Himachal Pradesh, sebuah negara bagian di India, dengan ratusan orang menyaksikan dan diresmikan di bawah tradisi poliandri yang menurut banyak orang sudah ketinggalan zaman.
Lagu dan tarian daerah setempat menambah semarak upacara yang dimulai pada 12 Juli lalu itu. Pesta pun berlangsung selama tiga hari di daerah Trans-Giri, Distrik Sirmaur. Bahkan video-video upacara pernikahan tersebut telah viral di internet.
Baca juga: Video Selingkuh Saat Nonton Konser Coldplay Viral, CEO Perusahaan Teknologi AS Ini DiskorsPradeep, dari Desa Shillai, bekerja di sebuah instansi pemerintah. Sementara adiknya, Kapil, bekerja di luar negeri.
"Kami menjalankan tradisi ini secara terbuka karena kami bangga akan hal itu dan ini merupakan keputusan bersama," kata Pradeep mengutip
ndtv.com, Sabtu (20/7/2025).
Kapil mengatakan, ia mungkin tinggal di luar negeri, tetapi melalui pernikahan ini ia dan sang kakak akan memastikan dukungan, stabilitas, dan cinta untuk istri mereka sebagai keluarga yang utuh. "Kami selalu percaya pada transparansi," tambahnya.
Undang-undang di Himachal Pradesh mengakui tradisi poliandri seperti itu, dan menyebutnya "Jodidara". Di Desa Badhana, Trans-Giri, lima pernikahan semacam itu telah terjadi dalam enam tahun terakhir.
Salah satunya wanita bernama Sunita yang berasal dari Desa Kunhat. Ia mengatakan bahwa ia menyadari tradisi tersebut dan membuat keputusannya tanpa tekanan. Sunita pun mengaku menghormati ikatan yang telah mereka jalin.
Baca juga: Pengrajin Sandal di India Banjir Pesanan, Usai Protes ke Merek Prada Menjadi ViralHatti adalah komunitas yang erat di perbatasan Himachal Pradesh-Uttarakhand dan telah dinyatakan sebagai Suku Terdaftar, sejak tiga tahun lalu. Di suku ini, poliandri telah menjadi tren selama berabad-abad, tetapi karena meningkatnya literasi di kalangan perempuan dan peningkatan ekonomi masyarakat di wilayah tersebut, kasus poliandri tidak dilaporkan.
Pernikahan semacam itu diresmikan secara rahasia dan diterima oleh masyarakat, tetapi jumlahnya semakin sedikit, kata para tetua desa.
Menurut para ahli, salah satu pertimbangan utama di balik tradisi ini adalah untuk memastikan bahwa tanah leluhur tidak dibagi, sementara pembagian harta warisan bagi perempuan suku masih menjadi isu utama.
Komunitas Hatti yang memiliki tradisi poliandri itu terdiri dari hampir 300.000 jiwa. Mereka tinggal di sekitar 450 desa di wilayah Trans Giri, distrik Sirmaur. Tradisi ini juga lazim di Jaunsar Babar, wilayah suku di Uttarakhand, dan Kinnaur, distrik suku di Himachal Pradesh.
Menilik sejarah, sekretaris jenderal komunitas Hatti, Kundan Singh Shastri mengatakan bahwa tradisi ini diciptakan ribuan tahun yang lalu untuk mencegah pembagian lahan pertanian keluarga.
Alasan lainnya adalah untuk meningkatkan persaudaraan dan saling pengertian dalam keluarga besar dengan menikahkan dua atau lebih saudara laki-laki yang lahir dari ibu yang berbeda dengan seorang istri tunggal.
Alasan ketiga adalah rasa aman. "Jika Anda memiliki keluarga yang lebih besar, lebih banyak laki-laki, Anda lebih aman dalam masyarakat suku," ujarnya, seraya menambahkan bahwa hal itu juga membantu dalam mengelola lahan pertanian yang tersebar di daerah perbukitan yang keras dan terpencil. Dimana membutuhkan waktu lama bagi sebuah keluarga untuk merawat dan mengolahnya.
Persyaratan keluarga suku ini telah mempertahankan sistem poliandri selama ribuan tahun, meskipun dalam praktiknya tradisi ini perlahan-lahan memudar.
Dalam tradisi pernikahan suku yang unik ini, yang dikenal sebagai "Jajda", pengantin wanita datang ke desa pengantin pria dalam sebuah prosesi dan ritual yang dikenal sebagai "Seenj", dan dilakukan di kediaman pengantin pria.
Kemudian para pandit melantunkan mantra dalam bahasa lokal sambil memercikkan air suci kepada kedua mempelai, dan mempersembahkan gula merah di akhir upacara, dengan doa agar Kul Devta mereka membawa kemanisan dalam kehidupan pernikahan mereka.
(lsi)