Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Kamis, 27 November 2025
home community detail berita

Rrefleksi HUT Kemerdekaan RI Ke 80 (11): Bangun Fasilitas Olahraga dan Karakter Sejak Dini, Kunci Lahirkan Generasi Juara

dwi sasongko Jum'at, 15 Agustus 2025 - 09:19 WIB
Rrefleksi HUT Kemerdekaan RI Ke 80 (11): Bangun Fasilitas Olahraga dan Karakter Sejak Dini, Kunci Lahirkan Generasi Juara
LANGIT7.ID - Indonesia memiliki kekayaan budaya, etnis, dan semangat kebersamaan yang seharusnya mampu melahirkan banyak atlet berkelas dunia. Namun potensi besar ini belum diolah menjadi kekuatan nyata karena minimnya fasilitas, pembinaan sejak dini, dan komitmen berkelanjutan dari berbagai pihak. Akibatnya, cita-cita melahirkan generasi juara kerap hanya berhenti sebagai slogan.

Pengamat olahraga nasional Anton Sanjoyo menilai keberagaman bangsa ini adalah modal sosial yang luar biasa untuk membangun karakter dan sportivitas, namun tidak pernah benar-benar diwujudkan melalui kebijakan dan tindakan konkret. “Kalau mau melahirkan generasi juara, kita harus mulai dari fondasi. Jangan langsung berbicara target medali tanpa membangun dasarnya,” kata Anton kepada Langit7.id.

Anton menyoroti rendahnya alokasi anggaran olahraga yang tidak pernah mencapai 1 persen dari APBN, serta berkurangnya jam pelajaran olahraga di sekolah negeri. Ia juga menyoroti semakin minimnya ruang terbuka dan fasilitas publik yang bisa diakses anak-anak untuk berolahraga. “Di kota besar, lapangan hijau semakin menurun, digantikan bangunan komersial. Anak-anak mau lari saja tidak punya tempat,” ujarnya.

Baca juga: Refleksi HUT Kemerdekaan RI Ke 80 (10): Dengan Olahraga, Akan Menumbuhkan Sportifitas, Toleransi dan Generasi Champion

Menurut Anton, pembentukan karakter juara harus dimulai dari keluarga. Nilai kedisiplinan, sopan santun, dan kepatuhan terhadap aturan harus diajarkan sejak dini. “Kalau keluarga tidak membentuk anaknya, yang membentuk adalah jalanan. Itu berbahaya,” tegasnya.

Kebiasaan kecil seperti mematuhi aturan lalu lintas, menjaga kebersihan, dan saling menghormati adalah latihan mental yang akan terbawa hingga ke dunia olahraga. Menurutnya, mental juara itu dibentuk dari rutinitas kecil, bukan hanya saat bertanding,” tambahnya.

Rrefleksi HUT Kemerdekaan RI Ke 80 (11): Bangun Fasilitas Olahraga dan Karakter Sejak Dini, Kunci Lahirkan Generasi Juara

Belajar dari Figur dan Prestasi Dunia
Anton menilai tokoh olahraga seperti Susi Susanti, Alan Budikusuma, hingga Cristiano Ronaldo hingga Lionel Messi mampu menjadi inspirasi. Namun, ia mengingatkan agar publik tidak hanya mengagumi pencapaiannya, tetapi juga meneladani prosesnya. Dia mencontohkan Susi Susanti dan Alan Budikusuma dulu melakukan latihan 8 jam sehari setiap hari kecuali saat mengalami cedera. Begitu keras dan disiplin mereka untuk mencapai puncak karier sebagai legenda bulutangkis dunia.

Begitu juga Cristiano Ronaldo sudah datang di tempat latihan saat berada di klub Manchester United sebelum pemain lain datang. Dan ketika jam 4 semua tim sudah pulang, Ronaldo masih latihan shouting, dribbling, hingga latihan kekuatan otot. Ronaldo pulang ke rumahnya setelah matahari terbenam. ‘’Dan mereka melakukan sepanjang hidupnya. Kedisiplinan seperti inilah yang harus kita pelajari,” kata Anton.

Baca juga: Refleksi HUT Kemerdekaan RI Ke 80 (9): Menjaga Lingkungan Termasuk Hubbul biah dan Fiqhul Biah

Event olahraga kelas dunia seperti Olimpiade, Piala Dunia, atau All England, menurut Anton, mampu memicu semangat generasi muda. Ia mencontohkan momen ketika bendera merahpPutih berkibar di ajang internasional karena prestasi atlet. “Itu kebanggaan luar biasa. Kalau bukan lewat olahraga, mengibarkan bendera di luar negeri bisa melanggar hukum. Makanya, kemenangan atlet adalah promosi gratis citra Indonesia,” ungkapnya.

Anton mengajak seluruh pihak mulai pemerintah, sekolah, keluarga, hingga komunitas untuk membangun ekosistem olahraga yang sehat dan berkelanjutan. “Keberagaman kita akan benar-benar jadi kekuatan jika dibarengi fasilitas, pembinaan, dan kesadaran kolektif. Saat itu tercapai, generasi juara akan lahir nyata di lapangan,” paparnya.

Hanya saja, menurut Anton, kondisi prestasi Indonesia saat ini tertinggal dengan negara-negara lainnya. Bahkan, di ajang SEA Games saja Indonesia tidak lagi menjadi juara umum. Bahkan, ketika masuk peringkat tiga besar saja, Indonesia sudah berbangga. ‘’Padahal kita pernah merajai SEA Games pertama tahun 77 sampai 97 itu kan kita juara umum terus. Ini kelihatan di level kita di olahraga, ini kan ketinggalannya terlalu jauh,’’ jelasnya.

Baca juga: Refleksi HUT Kemerdekaan RI Ke 80 (8): Pendidikan dan Penegakan Hukum Kunci Kesadaran Merawat Alam

Rrefleksi HUT Kemerdekaan RI Ke 80 (11): Bangun Fasilitas Olahraga dan Karakter Sejak Dini, Kunci Lahirkan Generasi Juara

Karena itu, target realistis Indonesia dalam 10 tahun ke depan adalah membangun pondasi, bukan langsung mengejar peringkat di ajang internasional. Ia mendorong pembangunan fasilitas untuk tiga cabang olahraga dasar Olimpiade yaitu atletik, renang, dan senam baik di sekolah maupun ruang publik supaya muncul atlet atlet berbakat. ‘’Tak seperti sekarang, mau lari mau latihan 100 meter dimana? Kita sebagai bangsa, kita bisa unggul di kelas menengah. Urusan lari di 3.000, 5.000 dan 10.000 meter kita bisa unggul. Tapi kan kita gak ada punya tempat untuk berlatih. Jadi kita mulai dari dasarlah untuk kita benahi,’’ tandasnya.

Peran masyarakat dan swasta sangat besar dalam ikut mendorong kemajuan olahraga Indonesia. Seperti yang dilakukan Djarum melalui Djarum Foundation, memberikan kontribusi sangat nyata dalam melahirkan talenta talenta bulutangkis yang sudah banyak mengharumkan nama bangsa dikancah internasional. Djarum Foundation berani "berkorban" demi kejayaan bangsa mulai dari pembibitan, pembinaan, kepelatihan, pembangunan infrastruktur, kompetisi, dan tentu support dana sangat besar untuk memproduksi atlet atlet profesional dengan karakter kuat menjadi champion. Soal peran serta Djarum Foundation di bidang olahraga bulutangkis tidak bisa dibantah dan rakyat Indonesia menjadi saksinya.

Bukan hanya di bidang olahraga bulutangkis, yang tidak terduga, Djarum melalui Djarum Foundation ternyata sangat konsen di bidang sepakbola wanita. Seperti bulutangkis, Djarum juga melakukan pembibitan, pembinaan, kepelatihan, kompetisi di berbagai daerah. Lewat Milklife Soccer Challenge, kompetisi yang mengkhususkan usia 10-12 tahun benar benar mampu memberikan harapan baru bagi pelajar wanita yang ingin bertalenta sebagai atlet sepabola wanita.

Baca juga: Refleksi HUT Kemerdekaan RI Ke 80(7): Tugas Besar Pengelolaan Sampah, Pengendalian Polusi, dan Pelestarian Hutan

Terbukti kegiatan kompetisi Milklife Soccer Challenge ini, di Jakarta diikuti 96 sekolah SD dan MI( Madrasah Ibtidaiyah). Di Bandung diikuti 71 sekolah SD dan MI, di Surabaya diikuti 61 sekolah SD dan MI. Apa yang dilakukan Djarum Foundation ini, 5-6 tahun ke depan bisa menjadi penyuplai atlet atlet sepakbola wanita berbakat yang siap menjadi tim nasional. Karena tidak mungkin hanya mengandalkan pemain timnas yang murni dirancang PSSI tetapi pembibitannya harus dipikirkan. Disinilah Djarum Foundation mengisi ruang ruang tersebut. Dan apa yang dilakukan Djarum ini bukan sekadar mendorong generasi bangsa nenjadi olahragawan tetapi secara tidak langsung sejak dini megedukasi dan memberi nutrisi anak anak bangsa berfikir sportifitas, berfikir sebagai generasi champion.

Dukungan pemerintah terhadap kemajuan olahraga Indonesia terus dilakukan. Dalam berbagai event, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI Dito Ariotedjo menyatakan dukungannya terhadap peran olahraga dalam ikut membangun dan mengharumkan nama bangsa. Misalnya saat Menpora secara resmi melepas keberangkatan Tim Kagendra ke Honor of Kings World Cup 2025, ke Riyadh, Arab Saudi di kantor Kemenpora, Jakarta pada awal Juli lalu.

Mengukutip dari kemenpora.go.id, Menpora menekankan bahwa partisipasi Indonesia dalam ajang internasional ini bukan sekadar mengejar prestasi, tetapi juga merupakan bagian penting dari visi besar pemerintah dalam pengembangan ekosistem olahraga berbasis teknologi. "Ajang ini menjadi bukti nyata komitmen Indonesia dalam mendukung ekosistem esports sebagai salah satu olahraga unggulan yang akan mengharumkan nama bangsa di tingkat dunia," ungkap Dito. (bersambung)

(lam)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Kamis 27 November 2025
Imsak
03:56
Shubuh
04:06
Dhuhur
11:44
Ashar
15:08
Maghrib
17:57
Isya
19:11
Lihat Selengkapnya
QS. Al-Ikhlas:1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ
Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa.
QS. Al-Ikhlas:1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan