Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Kamis, 27 November 2025
home community detail berita

Refleksi HUT Kemerdekaan RI Ke 80 (10): Dengan Olahraga, Akan Menumbuhkan Sportifitas, Toleransi dan Generasi Champion

dwi sasongko Kamis, 14 Agustus 2025 - 05:00 WIB
Refleksi HUT Kemerdekaan RI Ke 80 (10): Dengan Olahraga, Akan Menumbuhkan Sportifitas, Toleransi dan Generasi Champion
LANGIT7.ID- Event olahraga tidak bisa dilihat sekadar sebagai kegiatan yang mengorkestrasi keramaian, tapi event olahraga itu adalah beyond, di mana value-nya luar biasa.

Harus diakui bahwa faktanya event olahraga, apakah itu sepakbola, bulutangkis, volley, dan apa pun jenis olahraganya selalu menjadi pemicu ledakan persatuan nasional yang menyatukan energi besar rakyat Indonesia.

Bahkan di setiap kemenangan di arena internasional memunculkan gelombang merah putih yang menghapus sekat perbedaan suku, agama, dan politik, mengalirkan semangat kebangsaan ke seluruh penjuru negeri.

Menteri Pemuda dan Olahraga periode 2004–2009, Dr. H. Adhyaksa Dault, menegaskan bahwa spirit of nation depend on sport, dimana semangat kebangsaan sangat bergantung pada olahraga. “Bendera Merah Putih di negara lain hanya bisa berkibar dalam dua momen: kunjungan resmi kepala negara atau kemenangan dalam event olahraga.

Baca juga: Refleksi HUT Kemerdekaan RI Ke 80 (9): Menjaga Lingkungan Termasuk Hubbul biah dan Fiqhul Biah

Kemenangan itu membangkitkan rasa bangga, menghapus sekat suku, agama, dan afiliasi politik. Semua merasa satu bangsa,” ujar Adhyaksa kepada Langit7.id.

Menurutnya, olahraga adalah salah satu tools strategis untuk menjaga persatuan, terutama di tengah dinamika politik dan ketidakpastian global. Ia menekankan peran pemerintah dalam mendukung pembinaan atlet sejak usia dini hingga kesejahteraan pasca pensiun. Saat menjabat Menpora, Adhyaksa mengaku fokus memberikan bonus besar bagi atlet berprestasi serta menyediakan rumah sebagai bentuk penghargaan. Kala itu, dengan anggaran yang terbatas, pihaknya berhasil mmberikan bonus olahraga sebesar Rp 200 juta per atlet yang menjadi juara Sea Games. ‘’Saat itu angka segitu sudah besar sekali. Sekarang kan nilai (bonusnya) sudah miliaran,’’ jelasnya.

Ia mencontohkan keberhasilan China yang konsisten membina atlet sejak lahir. “Tidak ada atlet tiba-tiba jadi. Semua melalui pembinaan jangka panjang. Bahkan pemerintahnya ikut merancang perkawinan atlet untuk menghasilkan generasi unggul seperti Yao Ming,” jelasnya.

Pemerintah dan orangtuanya di China menikahkan pemain basket China yang tinggi dan pebasket yang kuat sehingga lahir Yao Ming.

Baca juga: Refleksi HUT Kemerdekaan RI Ke 80 (8): Pendidikan dan Penegakan Hukum Kunci Kesadaran Merawat Alam

Refleksi HUT Kemerdekaan RI Ke 80 (10): Dengan Olahraga, Akan Menumbuhkan Sportifitas, Toleransi dan Generasi Champion

Yao Ming mewarisi bakat olahraga dari keluarganya. Ayah dan ibunya. Yao Zhiyuan dan Fang Fengdi adalah mantan pemain basket profesional di China.’’Itu (kelahiran Yao Ming) ada campur tangan pemerintahnya. Dari kecil dikasih susu, vitamin, dibina oleh pemerintahnya. Sehingga tingginya sampai 2,29 meter. Hasilnya Yao Ming menjadi satu-satunya pemain China yang bermain di Liga Basket Amerika, NBA. Bisa tembus, karena dibina dari kecil,’’ papar Ketua Umum DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) tahun 1999-2002 ini.

Adhyaksa menyoroti belum maksimalnya pembinaan olahraga di Indonesia, khususnya di tiga pilar: olahraga prestasi, olahraga masyarakat, dan olahraga pendidikan. ‘’Nah olahraga prestasi nggak mungkin muncul begitu saja kalau nggak ada olahraga masyarakat, dan olahraga Pendidikan. Tiga tiganya harus dijaga,’’ tuturnya.

Ia menilai prestasi internasional mustahil diraih tanpa ekosistem yang kuat di level sekolah, komunitas, dan kompetisi domestik. “Perbanyak kompetisi dalam negeri. Kalau tidak ada kompetisi, jangan harap ada juara di luar negeri. Olahraga harus jadi lifestyle, jadi gaya hidup,” tegas Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka 2013 -2018 ini.

Baca juga: Refleksi HUT Kemerdekaan RI Ke 80(7): Tugas Besar Pengelolaan Sampah, Pengendalian Polusi, dan Pelestarian Hutan

Ia juga menyoroti pentingnya figur dan tokoh olahraga sebagai pemersatu. Meski berbeda latar belakang, kemenangan Indonesia di kancah internasional selalu memunculkan gelombang persatuan. “Kalau dulu ada perang terbuka, sekarang ada perang informasi dan perang olahraga. Di stadion, semua jadi merah putih. Itulah kekuatan olahraga,” kata Adhyaksa.

Ke depan, dia berharap pemerintah memberi perhatian serius terhadap olahraga, bahkan mempertimbangkan kembali format Kementerian Olahraga seperti era Bung Karno. Unsur pemuda dipisahkan tersendiri. Baginya, keberhasilan olahraga bukan hanya soal medali, tetapi juga soal merawat dan menyinergikan energi besar masyarakat Indonesia dalam satu semangat kebangsaan.

Seperti yang dilakukan Djarum melalui Djarum Foundation, memberikan kontribusi sangat nyata dalam melahirkan talenta talenta bulutangkis yang sudah banyak mengharumkan nama bangsa dikancah internasional. Djarum Foundation berani "berkorban" demi kejayaan bangsa mulai dari pembibitan, pembinaan, kepelatihan, pembangunan infrastruktur, kompetisi, dan tentu support dana sangat besar untuk memproduksi atlet atlet profesional dengan karakter kuat menjadi champion. Soal peran serta Djarum Foundation di bidang olahraga bulutangkis tidak bisa dibantah dan rakyat Indonesia menjadi saksinya.

Baca juga: Refleksi HUT Kemerdekaan RI Ke 80 (6): Maraknya Perkawinan Anak Bisa Dicegah Asal....

Refleksi HUT Kemerdekaan RI Ke 80 (10): Dengan Olahraga, Akan Menumbuhkan Sportifitas, Toleransi dan Generasi Champion

Bukan hanya di bidang olahraga bulutangkis, yang tidak terduga, Djarum melalui Djarum Foundation ternyata sangat konsen di bidang sepakbola wanita. Seperti bulutangkis, Djarum juga melakukan pembibitan, pembinaan, kepelatihan, kompetisi di berbagai daerah. Lewat Milklife Soccer Challenge, kompetisi yang mengkhususkan usia 10-12 tahun benar benar mampu memberikan harapan baru bagi pelajar wanita yang ingin bertalenta sebagai atlet sepabola wanita.

Terbukti kegiatan kompetisi Milklife Soccer Challenge ini, di Jakarta diikuti 96 sekolah SD dan MI( Madrasah Ibtidaiyah). Di Bandung diikuti 71 sekolah SD dan MI, di Surabaya diikuti 61 sekolah SD dan MI. Apa yang dilakukan Djarum Foundation ini, 5-6 tahun ke depan bisa menjadi penyuplai atlet atlet sepakbola wanita berbakat yang siap menjadi tim nasional. Karena tidak mungkin hanya mengandalkan pemain timnas yang murni dirancang PSSI tetapi pembibitannya harus dipikirkan. Disinilah Djarum Foundation mengisi ruang ruang tersebut. Dan apa yang dilakukan Djarum ini bukan sekadar mendorong generasi bangsa nenjadi olahragawan tetapi secara tidak langsung sejak dini megedukasi dan memberi nutrisi anak anak bangsa berfikir sportifitas, berfikir sebagai generasi champion.

Sedangkan Ketua Lembaga Pengembangan Olahraga (LPO) PP Muhammadiyah, Dr. Gatot Sugiharto, S.H., M.H. mengungkapkan di dalam olahraga terkandung nilai nilai universal yang mengajarkan sportivitas, kerja sama, saling menghargai, dan toleransi. ‘’Nilai-nilai ini dapat menjadi modal sosial untuk membangun masyarakat yang harmonis,’’ ungkap Gatot kepada Langit7.
Dia melanjutkan olahraga menyatukan orang dari berbagai latar belakang dalam satu ruang, baik sebagai pemain, penonton, maupun panitia. Misalnya, turnamen sepak bola antar-kampung atau lomba lari maraton tingkat kota memungkinkan interaksi positif yang mengikis jarak sosial dan prasangka.

Baca juga: Refleksi HUT Kemerdekaan RI Ke 80 (5): Perkawinan Dini Bukan Sekadar Problem Individu, Tapi Sudah Jadi Persoalan Kolektif

Namun, sambung Gatot, hal tersebut perlu juga diikat dengan satu nilai yakni kejujuran dan keikhlasan agar semangat kompetisi di dalam olahraga bukan saja harus menang sebagai tujuan tapi juga harus belajar mengakui kekalahan. ‘’Disinilah letak sportifitas berada,’’ jelasnya.

Menurut dia, jika Event olahraga dipadukan dengan unsur budaya, seperti pembukaan dengan tarian adat daerah atau kegiatan ekonomi seperti bazar kuliner lokal akan sangat bagus. Karena hal ini tidak hanya menjadi hiburan, tapi juga memperkuat apresiasi terhadap keberagaman budaya di Tanah Air. (bersambung)

(lam)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Kamis 27 November 2025
Imsak
03:56
Shubuh
04:06
Dhuhur
11:44
Ashar
15:08
Maghrib
17:57
Isya
19:11
Lihat Selengkapnya
QS. Al-Ikhlas:1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ
Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa.
QS. Al-Ikhlas:1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan