Pertamina Dinilai Malas-Malasan, Purbaya Minta Danantara Bangun Kilang

LANGIT7.ID-Jakarta; Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyindir keras Pertamina yang dianggap tidak serius membangun kilang minyak baru. Dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI pada Selasa (30/9/2025), ia menegaskan bahwa kondisi ini membuat Indonesia terus bergantung pada impor solar dari Singapura dengan nilai mencapai puluhan miliar, yang akhirnya memperberat beban subsidi negara.

“Sudah berapa tahun sudah puluhan tahun kan kita pernah bangun kilang baru ga? Jadi Bapak-Ibu kalau ketemu Danantara lagi minta untuk bangun kilang baru karena kita impor dari Singapura,” kata Purbaya.

Ia menyebut pembangunan kilang sebenarnya bisa dilakukan, hanya saja Pertamina dinilai lamban dan tidak mengeksekusi rencana yang pernah dicanangkan. Padahal, BUMN tersebut sempat menargetkan pembangunan tujuh kilang baru, namun hingga kini belum ada yang terwujud.

“Jadi kilang itu bukan tidak bisa bikin cuma Pertamina malas-malasan aja saya pernah kasih tawaran. Kalau tidak bisa bikin ya udah cari investor dari China bikin 30 tahun Pertamina keberatan bilang sudah overcapacity karena udah mau bikin 7 kilang baru tapi sampai sekarang ga jadi,” jelasnya.

Purbaya pun mendorong Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara untuk mengambil peran membangun kilang minyak di dalam negeri. Jika Pertamina terus berlarut-larut, kata dia, pemerintah siap membuka peluang bagi investor luar negeri seperti China.

Di sisi lain, Presiden Prabowo Subianto telah menyiapkan 18 proyek kilang dan tangki penyimpanan minyak (oil storage) dari Aceh hingga Papua. Proyek dengan nilai investasi Rp232 triliun ini terbagi atas pembangunan kilang Rp160 triliun dengan serapan 44.000 tenaga kerja serta tangki minyak Rp72 triliun dengan serapan 6.960 tenaga kerja.

Proyek strategis ketahanan energi tersebut akan tersebar di 18 wilayah, di antaranya Lhokseumawe, Sibolga, Natuna, Cilegon, Sukabumi, Semarang, Surabaya, Sampang, Pontianak, Badung (Bali), Bima, Ende, Makassar, Dongala, Bitung, Ambon, Halmahera Utara, dan Fakfak. Seluruh proyek nantinya diserahkan kepada Danantara untuk dikerjakan.