LANGIT7.ID, Jakarta - Alquran sebagai kitab suci umat Islam mengandung berbagai makna mendalam untuk diambil sebagai pelajaran dan hikmah. Makna peristiwa atau hal yang melatarbelakangi turunnya setiap ayat disebut dengan istilah asbabun nuzul dalam disiplin ilmu-ilmu Alquran (Ulumul Qur'an).
Adapun definisi asbabun nuzul dari para ulama, di antaranya pertama, Az-zarqani. Menurut dia, asbabun nuzul merupakan sesuatu yang terjadi serta berkaitan dengan turunnya ayat Alquran yang fungsinya sebagai penjelas hukum ketika peristiwa itu terjadi.
Kedua, Ali Ash-Sha'buni. Asbabun nuzul ialah suatu kejadian yang mengakibatkan satu atau beberapa ayat turun yang berhubungan dengan peristiwa tersebut, baik berupa pertanyaan yang diajukan kepada nabi atau kejadian yang berkaitan dengan urusan agama.
Baca Juga: Apa Saja Adab-adab dalam Membaca Alquran?Meskipun kedua definisi di atas memiliki redaksi bahasa yang berbeda, tetapi tetap saja ia memiliki arti yang sama, bahwa asbabun nuzul ialah suatu peristiwa atau kejadian yang melatarbelakangi turunnya ayat Alquran, dalam rangka untuk menjawab, menjelaskan serta menyelesaikan masalah yang timbul dari kejadian tersebut.
Macam-macam Asbabun Nuzul
Jika dilihat dari segi jumlah sebab dan ayat yang turun, asbabun nuzul terbagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Ta’addud Al-Asbab Wa Al-Nazil Wahid
Ia hanya beberapa sebab yang melatarbelakangi turunnya satu ayat atau wahyu. Wahyu tersebut terkadang turun untuk menanggapi beberapa peristiwa atau sebab. Misalnya surat Al-Ihklas ayat 1-4:
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ - ١ اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ - ٢ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ - ٣ وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ ࣖ - ٤
"Katakanlah: Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Tiada berada beranak dan tiada pula di peranakan. Dan tiada seorangpun yang setara dengan dia."
2. Ta’adud an-Nazil wa al-Asbab Wahid
Ia hanya satu sebab yang melatarbelakangi turunnya beberapa ayat. Misalnya surat Ad-Dukhan ayat 10, 15, dan 16:
Baca Juga: UAS Ingatkan Kaum Muslim Terus Beramar Makruf Nahi Mungkarفَارْتَقِبْ يَوْمَ تَأْتِى السَّمَاۤءُ بِدُخَانٍ مُّبِيْنٍ - ١٠
"Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata.”
اِنَّا كَاشِفُوا الْعَذَابِ قَلِيْلًا اِنَّكُم عَاۤىِٕدُوْنَۘ - ١٥
“Sesungguhnya (kalau) kami akan melenyapkan siksaan itu agak sedikit sesungguhnya kamu akan kembali (ingkar).”
يَوْمَ نَبْطِشُ الْبَطْشَةَ الْكُبْرٰىۚ اِنَّا مُنْتَقِمُوْنَ - ١٦
“(Ingatlah) hari (ketika) kami menghantam mereka dengan hambatan yang keras. Sesungguhnya kami memberi balasan.”
Baca Juga: Kisah-Kisah dalam Alquran: Peristiwa Pilihan untuk Pelajaran ManusiaAsbabun nuzul ayat tersebut ialah ketika kaum Quraisy durhaka kepada Nabi Muhammad SAW. Beliau berdoa agar mereka diberikan kelaparan umum, seperti yang pernah terjadi pada Nabi Yusuf AS. Maka terjadilah hal tersebut, sehingga mereka hanya dapat memakan tulang. (QS. Ad-Dukhan [44]: 10).
Lalu, kaum Quraisy datang kepada Nabi Muhammad SAW untuk meminta bantuan. Maka, Rasulullah berdoa kepada Allah SWT untuk diturunkan hujan, kemudian turunlah hujan. (QS. Ad-Dukhan [44]: 15).
Tak sampai disitu, setelah diberikan bantuan oleh Rasulullah, kaum Quraisy lalu kembali kejalan awalnya, yakni tersesat dan durhaka, maka turunlah ayat ke 16. Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa siksaan itu akan turun ketika waktu Perang Badar tiba.
Baca Juga: Film Makmum 2, Benarkah Jin Ikut Salat Berjamaah?(zhd)