Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Kamis, 18 April 2024
home lifestyle muslim detail berita

Psikolog: Punya Anak Remaja, Orang Tua Harus Siap Jadi Ember

Fifiyanti Abdurahman Rabu, 12 Januari 2022 - 15:17 WIB
Psikolog: Punya Anak Remaja, Orang Tua Harus Siap Jadi Ember
Ilustrasi ibu yang sedang menghibur anak gadisnya. Foto: LANGIT7/iStock
skyscraper (Desktop - langit7.id)
LANGIT7.ID - , Jakarta - Memasuki usia remaja, anak perlahan mulai memiliki banyak masalah dalam hidupnya. Terkadang hal tersebut jika tidak bisa diatasi akan membuat stres. Di sini peran orang tua dibutuhkan untuk mendampingi remaja mengelola stres mereka.

Psikolog anak dan remaja, Vera Itabiliana Hadiwidjojo mengatakan anak akan mencontoh apapun yang dilakukan sama orang tua. Maka jika orang tua tidak mampu mengelola stres mereka sendiri anak pun akan berlaku yang sama.

Baca juga: Hilangkan Gangguan Psikologis dengan Teknik Self Healing Berdzikir

“Stress ini masuk dalam lingkup emosi. Anak itu belajar emosi dari orang tua dan melihat orang tuanya mengelola stres. Anak memperhatikan bagaimana kita mengelola emosi kita, menenangkan diri, mengatasi solusi,” katanya dalam webinar Program Holistik Persiapan UTBK, Selasa (11/1/2022).

Orang tua harus memberi contoh bagaimana mengolah stres yang baik dan benar, melalui kebiasaan hidup. Seperti tidur yang cukup, makan tepat waktu, berolahraga dan lain sebagainya.

“Jadi kalau untuk mengaturnya kita contohkan dengan baik, bagaimana mengelola stres dengan baik. Lalu, tunjukkan kebiasaan hidup yang baik, seperti tidur yang cukup, makan teratur, olahraga juga,' kata Vera.

Olahraga merupakan salah satu cara paling ampuh dalam mengatasi stres. Terlebih bila dijadikan kebiasaan dalam keseharian, olahraga bermanfaat tak hanya untuk kesehatan fisik tapi juga membantu menghentikan stres.

“Berolahraga 30 menit dalam sehari hormon anti stres akan keluar dengan sendirinya. Dan itu membuat kita merasa enak. Pikiran lebih jernih, badan lebih santai. Nah, itu dilakukan lewat pembiasaan sehingga akan terbiasa,” imbuhnya.

Vera mengatakan ada enam langkah mengelola emosi yang bisa diterapkan untuk diri maupun kepada anak. Sehingga anak dapat mengelola emosinya sendiri.

Pertama, sadari emosi anak. Misalnya anak sudah mulai murung, banting-banting buku, pintu, seret kursi meja makan. Anda sebagai orang tua harus sadari itu bahwa sang anak sedang tidak dalam kondisi baik-baik saja.

Kedua, sadari emosi sendiri. Jika anak mulai bertingkah, apakah Anda akan terpancing emosi? Hal tersebut harus Anda sadari, agar Anda dapat meluangkan waktu untuk menenangkan diri.

“Ingat, jangan pernah terpancing emosi anak remaja. Karena mereka itu seperti anak berusia 2-3 tahun tapi badannya versi besar, sudah lebih pinter ngomong. Jadi banyak hal-hal yang memancing emosi,” jelas Vera.

Ketiga, memandang momen itu sebagai momen belajar.

“Wah, ini saatnya mengajarkan kepada anak bagaimana mengelola stres agar lebih baik. Atau bisa juga dipandang sebagai momen mempererat hubungan antara orang tua dan anak,” katanya.

Keempat, bantu dia secara verbal untuk mengemukakan apa yang dia rasakan dengan memberi perhatian.

“Misal kamu lagi bete ya? Kok pintunya dibanting-banting sih? Biarkan dia mencurahkan isi hatinya. Satu hal yang perlu kita pelajari ketika punya anak remaja, mereka itu butuh ember yang tidak bisa nyiram balik. Jadi cuma kerjaannya menampung saja. Artinya, dengarkan saja keluhan-keluhan mereka, walaupun dalam pikiran kita tidak menyetujuinya,” tuturnya.

“Terpenting jangan buru-buru mencap anak, bahwa mereka akan tumbuh besar sebagai orang yang tukang mengeluh, jangan. Karena mereka lagi butuh untuk mengeluarkan semua. Kita jadi ember saja, tampung saja,” tambahnya.

Kelima, tunjukkan bahwa Anda memahami dengan terus menunjukkan empati. Terakhir, ajak anak berpikir bahwa sebanyak apapun masalahnya, pasti akan selesai juga bila diatasi.

Baca juga: Cemas pada Remaja Berkali-kali Lipat Dibanding Usia Dewasa

“Ajak mereka mikir. Misal, oke deh, ini tugas banyak, Mama tahu ini menyebalkan, ini bikin kamu bete tapi kan harus dikerjaakan. Jadi apa yang bisa mama bantu, supaya ini bisa menjadi lebih mudah,” ucapnya.

Enam cara mengelola stres ini tidak langsung membuahkan hasil dalam waktu instan, butuh waktu dan proses. Meski begitu, langkah-langkah tersebut patut dicoba sekaligus membiasakan anak untuk menikmati proses, step by step.

“Karena suatu saat nanti ketika kita tidak ada disitu, dia sudah bisa menerapkan hal tersebut dengan sendirinya,” tutupnya.

(est)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Kamis 18 April 2024
Imsak
04:28
Shubuh
04:38
Dhuhur
11:55
Ashar
15:14
Maghrib
17:54
Isya
19:03
Lihat Selengkapnya
QS. Ali 'Imran:64 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
قُلْ يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ تَعَالَوْا اِلٰى كَلِمَةٍ سَوَاۤءٍۢ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ اَلَّا نَعْبُدَ اِلَّا اللّٰهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهٖ شَيْـًٔا وَّلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا اَرْبَابًا مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗ فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُوْلُوا اشْهَدُوْا بِاَنَّا مُسْلِمُوْنَ
Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab! Marilah (kita) menuju kepada satu kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu sama lain tuhan-tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah (kepada mereka), “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang Muslim.”
QS. Ali 'Imran:64 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan