Kualitas Udara Buruk

Polusi udara di kota-kota besar seperti Daerah Ibu Kota (DKI) Jakarta masih menjadi problem. Pemprov DKI Jakarta mengambil langkah konkret berupa bekerja dari rumah

Polutan penyebab polusi udara bisa dihasilkan dari aktivitas manusia seperti pabrik, kendaraan bermotor dan aktivitas alam berupa kebakaran hutan

Kualitas udara buruk di Jakarta dan sekitarnya menjadi perbincangank. Situs pemantauan udara IQAir, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta Senin (28/8/2023) tergolong tidak sehat

Upaya keras untuk mengurangi polusi udara di Jabodetabek terus dilakukan. Salah satunya dengan menabur 800 kilogram (kg) garam dengan Teknologi Modifikasi Cuaca

Kualitas udara Jakarta yang buruk menjadi perhatian banyak kalangan. Salah satunya Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Klaster Pendidikan, Waktu Luang, dan Budaya

Kualitas udara DKI Jakarta menjadi terburuk kedua pada Rabu, (16/8/2023). Mengutip laman IQAir, indeks kualitas udara di Jakarta berada di angka 156.

Kualitas udara di wilayah Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek) dinilai sangat buruk dalam sepekan terakhir. Merespons penilaian tersebut, pemerintah mempersiapkan

Dokter spesialis anak dr Kurniawan Satria Denta, M.Sc,Sp.A menyebut kondisi udara yang buruk dapat memicu risiko bayi stunting.

Kuswanto juga mengajak warga Jakarta untuk beralih menggunakan kendaraan umum atau transportasi massal. Hal itu sebagai upaya mengurangi polusi udara dari kendaraan pribadi.

Angin yang membawa PM2.5 dari sumber emisi dapat bergerak menuju lokasi lain, sehingga menyebabkan terjadinya potensi peningkatan konsentrasi PM2.5.

Udara di DKI Jakarta mengandung konsentrasi PM 2.5, atau 12,5 kali lebih tinggi dari nilai pedoman kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Air purifier pada dasarnya bekerja dengan membersihkan udara, yang mungkin termasuk polutan, alergen, dan racun. Kebalikan dari diffusers dan pelembab minyak esensial, yang menambahkan partikel ke udara dalam ruangan.