LANGIT7.ID, Jakarta - Kondisi udara di
DKI Jakarta tercatat menjadi yang terburuk di dunia, selama sepekan ini. Menurut data kualitas udara (
air quality index/AQI) dari situs IQAir, ranking kualitas udara Jakarta sempat mencapai angka 196 dengan kategori kualitas udara tidak sehat.
Udara tersebut mengandung konsentrasi PM 2.5, atau 12,5 kali lebih tinggi dari nilai pedoman kualitas udara tahunan
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Kondisi ini tentunya bakal memengaruhi kesehatan dan harapan hidup masyarakat yang tinggal di Jakarta.
Baca Juga: Kualitas Udara Jakarta Terburuk di Dunia, Ini Dampaknya Bagi KesehatanBeberapa gejala kesehatan berpotensi timbul akibat menghirup udara yang tercemar, yakni iritasi pada mata, kulit, mulut dan hidung. Selain itu juga meningkatkan kerentanan terhadap berkembangnya penyakit pernapasan seperti emfisema, bronkitis, dan asma berat.
Kondisi lain termasuk kerusakan jantung dan sistem peredaran darah, karena ukuran PM2.5 yang sangat kecil juga berpotensi terjadi. Itu dapat masuk ke aliran darah melalui jaringan paru-paru, yang menyebabkan kerusakan pembuluh darah, dan meningkatkan kemungkinan serangan jantung.
Sebab itu, sejumlah upaya perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan di tengah buruknya udara Jakarta ini. Berikut caranya, melansir dari American Lung Association, Selasa (21/6/2022).
1. Jangan MerokokMeski dianggap kecil, asap rokok juga menjadi salah satu polusi udara yang dapat mengganggu orang sekitar. Selain itu, rokok yang dihisap juga dapat merusak paru-paru hingga jantung.
Jadi baiknya, jangan merokok baik di dalam ruangan maupun di luar jika ingin sistem pernapasan tetap sehat dan terjaga.
Baca Juga: BRIN: Kebijakan Pajak Karbon Tekan Dampak Krisis Iklim Dunia2. Hindari Beraktivitas di Luar Ruangan saat Tingkat Polusi TinggiSaat kualitas udara buruk, pilihlah untuk berolahraga di gym, jalan kaki di tread mill atau keliling mall saja sebagai work out. Batasi juga aktivitas lainnya di luar ruangan supaya tidak terpapar udara yang tercemar.
3. Gunakan Lebih Sedikit Energi di RumahMenyalakan listrik dan sumber energi lainnya juga berpartisipasi dalam penyebaran polusi udara. Dengan menguranginya, kita bisa membantu meningkatkan kualitas udara, mengekang emisi gas rumah kaca, himgga mendorong kemandirian energi sekaligus menghemat tagihan listrik.
4. Jangan Bakar Kayu atau SampahAktivitas ini terkadang dianggap sepele oleh sebagian orang. Padahal, aktivitas pembakaran di luar ruangan berpotensi tinggi dalam penyebaran polusi udara dan asapnya dapat mengganggu sistem pernapasan.
Di era serba modern ini, lebih baik gunakan kompor gas atau kompor listrik untuk kebutuhan memasak. Buang juga sampah rumahan di tempat pembuangan sampah umum dan jangan pernah sesekali membakarnya.
Baca Juga:
Jemaah Haji Diimbau Selalu Pakai Masker Antisipasi Badai Pasir
Manfaat Rutin Bersihkan AC Ruangan, Maksimal 3 Bulan Sekali(asf)