LANGIT7.ID, Jakarta - Kualitas udara di
DKI Jakarta tercatat menjadi yang terburuk di dunia, sejak Senin (20/6/2022) pagi. Informasi tersebut merujuk data kualitas udara (air quality index/AQI) dari situs IQAir.
Melansir dari situs IQAir, data ranking kualitas udara Jakarta saat ini mencapai angka 196 pada pagi hari dan termasuk kategori kualitas udara tidak sehat. Udara tersebut mengandung konsentrasi PM 2.5, atau 12,5 kali lebih tinggi dari nilai pedoman kualitas udara tahunan
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Baca Juga: BRIN: Kebijakan Pajak Karbon Tekan Dampak Krisis Iklim DuniaNamun pada siang ini, kualitas udara Jakarta turun di urutan keempat dunia, di angka 155. Adapun tertinggi ada di Dubai, UEA, dengan indeks kualitas udara di angka 163, disusul Santiago, Chile 159 dan urutan ketiga, Kuwait City di angka 158.
Polutan PM 2.5 DKI Jakarta terkini, pukul 16.07 WIB sebesar 62,5 g/m³ dan PM10 sebesar 11,7 g/m³. Selain DKI Jakarta, sejumlah wilayah Indonesia yang memiliki kualitas udara tidak sehat, yakni Bekasi, Pasarkemis, Cileungsir, Surabaya, dan Depok.
Dampak Kesehatan Menghirup Udara TercemarBeberapa gejala kesehatan berpotensi timbul akibat menghirup udara yang tercemar, yakni iritasi pada mata, kulit, mulut dan hidung. Selain itu juga meningkatnya kerentanan terhadap berkembangnya penyakit pernapasan seperti emfisema, bronkitis, dan asma berat.
Kondisi lain termasuk kerusakan pada jantung dan sistem peredaran darah, karena ukuran PM2.5 yang sangat kecil. Itu dapat masuk ke aliran darah melalui jaringan paru-paru, yang menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah, dan meningkatkan kemungkinan serangan jantung.
Bagi
ibu hamil yang terpapar polusi tinggi juga berpotensi mengalami kelahiran prematur, keguguran, dan cacat lahir daripada kota dengan kondisi cuaca baik.
Baca Juga:
JATAM Desak Investasi Nikel Tesla Tidak Gunakan PLTU dan Buang Limbah ke Laut
Polusi Udara Indonesia Pada 2021 Terburuk di Asia Tenggara(asf)