Kolom Pakar: Canda Membawa Duka dan Bahagia
Tim langit 7
Ahad, 08 Desember 2024 - 05:00 WIB
Kolom Pakar: Canda Membawa Duka dan Bahagia
Dr.Beni Ahmad Saebani
(Dosen UIN Sunan Gunung Djati Bandung)
LANGIT7.ID-Berita yang lagi viral sekarang ini adalah peristiwa bercandanya seorang Gus Miftah yang menurut netizen menggunakan kata-kata yang kasar untuk mengolok-olok seorang tukang es yang dagangannya belum ada yang membeli. Sebenarnya kalimat yang dilontarkan oleh Gus Miftah tidak dengan niat mengolok tukang es, karena kebiasaan bercandanya secara spontan bukan hanya dilakukan pada satu tempat, terbukti media sosial menayangkan beberapa candaan beliau di berbagai kesempatan, akan tetapi candaannya semakai fenomenal dikarenakan salah satu candaan yang ditayangkan terus menerus yang kemudian dirujak oleh netizen sehingga objek yang dicandai dengan kata kasar semakin memilukan, menyedihkan dan serasa amat terzalimi, meskipun sesungguhnya bagi seorang tukang es tidak begitu dipikirkan apalagi didramatisir.
Kata kasar, yakni "goblok" dapat diartikan bodoh, tolol, dan dungu, oleh karena itu tidak ada makna yang lain apalagi makna yang baik, yang bijak, dan yang menunjukkan kearifan serta akhlak yang mulia. Kata tersebut biasa saja apabila dilontarkan kepada sesama teman, sekelompok, dan sepergaulan, akan tetapi apibila dikemukakan di depan umum yang didengar dan disaksikan orang banyak tentu lain persoalannya meskipun yang dituju tidak merasakan sakit, namun pendengar yang lain berbeda, sehingga merasa iba dan bisa saja ikut empati dan merasa tersakiti, sehingga wajar apabila komentar negatif yang memojokkan pelakunya semakin viral hingga ke negeri orang.
Baca juga: Kolom Pakar: SosiologI Seksualitas Perempuan, Belajar dari Kisah Qobil-Habil
(Dosen UIN Sunan Gunung Djati Bandung)
LANGIT7.ID-Berita yang lagi viral sekarang ini adalah peristiwa bercandanya seorang Gus Miftah yang menurut netizen menggunakan kata-kata yang kasar untuk mengolok-olok seorang tukang es yang dagangannya belum ada yang membeli. Sebenarnya kalimat yang dilontarkan oleh Gus Miftah tidak dengan niat mengolok tukang es, karena kebiasaan bercandanya secara spontan bukan hanya dilakukan pada satu tempat, terbukti media sosial menayangkan beberapa candaan beliau di berbagai kesempatan, akan tetapi candaannya semakai fenomenal dikarenakan salah satu candaan yang ditayangkan terus menerus yang kemudian dirujak oleh netizen sehingga objek yang dicandai dengan kata kasar semakin memilukan, menyedihkan dan serasa amat terzalimi, meskipun sesungguhnya bagi seorang tukang es tidak begitu dipikirkan apalagi didramatisir.
Kata kasar, yakni "goblok" dapat diartikan bodoh, tolol, dan dungu, oleh karena itu tidak ada makna yang lain apalagi makna yang baik, yang bijak, dan yang menunjukkan kearifan serta akhlak yang mulia. Kata tersebut biasa saja apabila dilontarkan kepada sesama teman, sekelompok, dan sepergaulan, akan tetapi apibila dikemukakan di depan umum yang didengar dan disaksikan orang banyak tentu lain persoalannya meskipun yang dituju tidak merasakan sakit, namun pendengar yang lain berbeda, sehingga merasa iba dan bisa saja ikut empati dan merasa tersakiti, sehingga wajar apabila komentar negatif yang memojokkan pelakunya semakin viral hingga ke negeri orang.
Baca juga: Kolom Pakar: SosiologI Seksualitas Perempuan, Belajar dari Kisah Qobil-Habil