LANGIT7.ID, Jakarta - Nabi Ibrahim merupakan sosok dengan segudang keteladanan. Tak hanya pedoman dalam berdakwah, beliau menjadi rujukan untuk setiap lini kehidupan manusia.
Salah satu aspek dari pribadi Ibrahim yang kerap terlupakan adalah sosok beliau sebagai seorang ayah. Allah Ta'ala memotret Nabi Ibrahim sebagai ayah dan suami. Bahkan dipotret sebagai
millata abikum (ajaran ayah kalian).
Ini tentu menjadi pelajaran penting bagi setiap laki-laki agar menjadikan Ibrahim sebagai teladan. Ada banyak contoh pengasuhan dari nenek moyang Nabi Muhammad SAW itu. Namun ada 3 pokok yang sangat penting, yakni:
1. Banyak Mendoakan AnakIbrahim tak memiliki waktu banyak bersama Ismail. Ia harus keliling dunia mendakwahkan tauhid. Saat meletakkan Ismail di lembah Mekkah, Ibrahim mendapat misi dakwah ke Palestina.
Jarak Makkah-Palestina sangat jauh. Apalagi pada masa itu, tidak ada transportasi seperti era saat ini. Namun beliau mampu menjadikan Ismail sebagai nabi hebat. Salah satu senjatanya adalah doa. Doa yang dipanjatkan pun sangat banyak, panjang, dan sangat cerdas.
رَبَّنَآ اِنِّيْٓ اَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِيْ بِوَادٍ غَيْرِ ذِيْ زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِۙ رَبَّنَا لِيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ فَاجْعَلْ اَفْـِٕدَةً مِّنَ النَّاسِ تَهْوِيْٓ اِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِّنَ الثَّمَرٰتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُوْنَ
"Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan (yang demikian itu) agar mereka melaksanakan salat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur." (QS Ibrahim: 37)
Ibrahim mengawali doa dengan mengeluh kepada Allah, karena sudah meletakkan anaknya di lembah tandus. Ini pelajaran penting. Allah sangat menyukai hamba yang mengeluh kepada-Nya.
Setelah mengeluh, dia meminta agar Allah menjadikan Ismail sebagai hamba yang pandai menjaga shalat. Lalu dilanjutkan permintaan agar masyarakat mencintai Ismail.
"Di sini letak kecerdasan Ibrahim. Pada awalnya dia berbicara ibadah, lalu berbicara muamalah. Setelah itu, dia mendoakan agar diberikan rezeki, doanya jelas yakni meminta buah," kata pakar parenting nabawiyah, Ustadz Budi Ashari, dikutip kanal YouTube Aqshol Madinah, Rabu (19/1/2022).
Pada ayat lain, Ibrahim juga berdoa agar Allah menjadikan Ismail dan anak cucunya sebagai pemimpin dunia. Semua orang tahu doa beliau dikabulkan. Nabi Muhammad SAW merupakan nabi terakhir yang diutus sebagai pemimpin seluruh dunia.
۞ وَاِذِ ابْتَلٰٓى اِبْرٰهٖمَ رَبُّهٗ بِكَلِمٰتٍ فَاَتَمَّهُنَّ ۗ قَالَ اِنِّيْ جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ اِمَامًا ۗ قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِيْ ۗ قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِى الظّٰلِمِيْنَ
"Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu dia melaksanakannya dengan sempurna. Dia (Allah) berfirman, “Sesungguhnya Aku menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia.” Dia (Ibrahim) berkata, “Dan (juga) dari anak cucuku?” Allah berfirman, “(Benar, tetapi) janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang zalim.” (QS. Al-Baqarah: 124)
2. Memanfaatkan Pertemuan dengan AnakTidak ada celah untuk bebas dari kewajiban mengasuh anak. Ibrahim tak memiliki banyak waktu bersama Ismail. Namun, beliau memanfaatkan betul pertemuan dengan anaknya itu. Saat bertemu, ia menjalankan program ketaatan bersama Ibrahim.
Ini diabadikan dalam Surah Al-Baqarah ayat 127.
"Dan ingatlah ketika Ibrahim meninggikan dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa), 'Ya Tuhan Kami, terimalah dar kami (amal kami). Sungguh Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
"Jarang-jarang ketemu, ketika ketemu langsung bangun Ka'bah. Jadi, ketika bertemu dengan anak, usahakan bangun ketaatan, jangan sia-siakan. Main (tetap) boleh, tapi manfaatkan itu agar anak main taat kepada Allah," ucap Ustadz Budi.
3. Dialog dengan AnakNabi Ibrahim selalu meminta pendapat Ismail. Ini bisa dirujuk ketika turun perintah untuk menyembelih Ibrahim. Mimpi seorang nabi adalah wahyu. Artinya, meski Ismail menolak disembelih, Ibrahim tetap wajib menjalankan perintah itu.
"Mimpi para nabi adalah wahyu. Kira-kira kalau Ismail menolak disembelih, apakah Ibrahim tetap menjalankan perintah Allah? Pasti (tetap menjalankan-red), itu perintah. Dia tidak mau melanggar perintah Allah. Tapi kalau pasti dilaksanakan, kenapa minta pendapat? setuju atau tidak, Ibrahim tetap meminta pendapat Ismail," kata Budi Ashari.
Namun meski begitu, Ibrahim tetap meminta pendapat Ismail. Itu digambarkan dalam Surah Ash-Shaffat ayat 102:
"Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu?"
Selain diskusi, dialog juga untuk mengukur keshalehan anak. Ini terlihat dari jawaban Ismail yang ikhlas menjalankan perintah Allah.
"Maka, usahakan selalu ngobrol dengan anak, bahkan untuk hal yang sudah pasti, obrolkan, minta pendapat anak," katanya.
(jqf)