LANGIT7.ID, Jakarta -  Masjidil Haram memang terkenal sebagai kiblat umat Islam di seluruh dunia. Namun, tak banyak yang tahu jika tradisi pendidikan agama di masjid tersebut masih terjaga hingga kini.
Andi Azwar Anwar, mahasiswa Indonesia di Arab Saudi, mengatakan, terdapat tingkatan pendidikan yang berada di Masjidil Haram. Ada 
Mutawassithah (SMP), 
Tsanawiyah (SMA), dan 
Kulliyah (tingkat mahasiswa).
"Di 
Mutawassithah, beberapa pelajaran yang diajarkan seperti Faraid, Hadits, Nahwu, Fikih, Matematika. Di lantai 1 tempat Tsanawiyah. Di lantai 2 itu mahasiswa. Di sini juga ada beberapa mahasiswa Indonesia.Di sini ada 5 jurusan yakni Al-Qur'an, Syariah, Fikih, Hadits, dna Lughah," katanya di kanal 
YouTube Andi Nizar Anwar, dikutip Selasa (25/1/2022).
Mengutip akun 
Facebook Budi MS, mahasiswa Indonesia di Arab Saudi, kegiatan belajar-mengajar di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi sudah berlangsung jauh sebelum Kerajaan Arab Saudi berdiri.
Madrasah di Masjidil Haram ini memiliki kurikulum keren, karena masih memakai metode ulama klasik saat pembelajaran. Semua mata pelajaran berasal dari kitab-kitab para ulama, dan semuanya dihafal.
"Disarankan yang belajar di sini harus punya hafalan kuat. Seringkali, ada orang orang dari negaranya sudah lulus S1 jurusan agama, tapi ketika mendaftar dan diterima belajar di Ma'had Haram, dia masuk ke kelas SMP," tulis Budi MS, dikutip Selasa (25/1/2022).
Madrasah ini memang mengedepankan kualitas. Tak heran jika siswa sekelas S1 hanya bisa masuk di kelas SMP. Ini karena para pendaftar harus di tes hafalan Al-Qur'an, hafal matan hadits, kitab akidah, hingga kitab fikih. Jika tidak menguasai itu, maka otomatis masuk SMP.
Di kelas itu, siswa dituntut menghafal Al-Qur'an, menghafal matan-matan hadits, akidah, fikih, dan lain-lain. Semua mata pelajaran itu harus dihafal. Tak hanya itu, para pengajar juga merupakan ulama yang memiliki keahlian di bidangnya. Materi pelajarannya pun berbobot.
"Untuk SPP, di Ma'had Haram ini gratis, malah setiap santri mendapatkan asrama dan uang saku," kata Budi MS.
(jqf)