LANGIT7.ID, Jakarta -  Ambisi Mark Zuckerberg terhadap Metaverse rupanya diikuti oleh bos raksasa teknologi lainnya, salah satunya Microsoft. Dalam acara Ignite 2021, yang hanya berselang beberapa hari semenjak Facebook mengubah namanya menjadi Meta, Microsoft turut mengumumkan Metaverse versi mereka. 
CEO dan Co-Founder CIAS, Dr. Indrawan Nugroho mengatakan Metaverse versi Microsoft tentu memiliki visi yang berbeda dengan Meta. "Microsoft fokus membangun Metaverse untuk perusahaan atau enterprise. Tujuannya mendorong produktivitas kerja para karyawan," kata Indrawan, dalam kanal YouTube resminya, dikutip Langit7, Sabtu (19/2/2022).
Baca juga: Ini Alasan Mark Zuckerberg Ubah Facebook Jadi MetaMenurut Indrawan, ada banyak pihak menilai Microsoft akan menjadi perusahaan yang pertama kali membawa manusia ke dalam dunia Metaverse. "Berbeda dengan meta yang ingin melompat langsung ke Virtual Reality dan mengubah gaya hidup manusia secara total ke dunia virtual, Microsoft justru memilih membangun Metaverse secara lebih gradual alih alih menunggu hingga teknologi VR menjadi mainstream seperti Meta," ujarnya. 
Dengan kata lain, lanjut Indrawan, Microsoft ingin membawa Metaverse ke dalam dunia nyata. Manusia hanya perlu menggunakan Mesh atau platform mixed reality yang dimaksudkan untuk mempermudah kolaborasi Metaverse dan realita.
Artinya, ini memungkinkan manusia untuk berkolaborasi di lokasi visik dan virtual lebih efektif. Sensor akan melacak gerakan manusia sehingga dapat berinteraksi dengan konten digital seolah-olah dapat menyentuhnya seperti nyata.
"Microsoft juga sempat mengumumkan, sebagai langkah awal pada paruh pertama 2022, pengguna Microsoft Teams akan dapat menggunakan Mesh di aplikasi tersebut. Mereka akan muncul sebagai avatar dalam rapat online," ungkap Indrawan.
Baca juga: Arab Saudi Hadirkan Kabah Virtual, Tapi Bukan untuk Haji atau UmrahSalah satu use case yang sudah berjalan saat ini adalah lingkungan kerja virtual yang Microsoft buat untuk Accenture, perusahaan layanan profesional multinasional khusus konsultasi teknologi informasi. Accenture juga telah menggunakan Microsoft Mesh untuk puluhan ribu karyawannya seluruh dunia. Hal tersebut diklaim menjadi peluang besar bagi Microsoft untuk menjadi yang pertama menguasai Metaverse di dunia.
"Tentu, terlihat sasaran awal Metaverse adalah dunia pekerjaan. Cara ini serupa pada pertengahan tahun 80-an, di mana perusahaan-perusahaan dunia mulai banyak mengadopsi komputer untuk kebutuhan kerja karyawan karena dianggap lebih efektif. Semakin lama, permintaan komputer untuk rumahan juga meningkat," lanjut Indrawan.
"Itu juga akan berlaku pada proyek perangkat Virtual Reality (Microsoft), di mana banyak karyawan perusahaan yang ingin meningkatkan kolaborasi pekerjaan jarak jauh. Nantinya, karyawan juga akan tertarik menggunakan perangkat Virtual Reality di luar pekerjaan hingga kemudian terjadi adobsi besar-besaran," imbuhnya.
Baca juga: 
Metaverse dan Manajemen Human Capital
Canggih, Angkasa Pura II Gelar Rapat Virtual di Metaverse(asf)