LANGIT7.ID, Jakarta - Ahli hadis dan fikih mazhab Maliki asal Maroko, Syaikh Dr. Sa'id Al-Kamali, mengatakan, imsak atau menahan diri dari makan sahur merupakan contoh dari Rasulullah SAW.
“Seseorang tidak sepatutnya tidak memperdaya puasanya. Rasulullah SAW dahulu imsak (menahan diri) dari makan (sahur) sebelum adzan subuh beberapa saat,” kata Syaikh Sa’id, dikutip akun
YouTube Sibli Nasrulloh, Jumat (8/4/2022).
Baca juga: Bolehkah Makan dan Minum Saat Waktu Imsak? Ini Penjelasan UlamaImam Al-Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Anas, Zaid bin Tsabit berkata:
تَسَحَّرْنَا مَعَ رَسُوْلِ اللّٰهِ ﷺ، ثُمَّ قَامَ إِلَی الصَّلَاةِ. قَالَ: قُلْتُ: كَمْ كَانَ بَيْنَ الْأَذَانِ والسُّحُوْرِ؟ قَالَ: قَدْرُ خَمْسِيْنَ آيَةٍ
Kami sahur bersama Rasulullah, kemudian beliau beranjak untuk shalat (subuh)”. Saya [Anas] berkata, “Berapa lama antara adzan dan sahur itu?” Zaid berkata, “Kira-kira selama bacaan lima puluh ayat."
Syaikh Sa’di menjelaskan, qari biasa membaca 50 Ayat dalam 7 menit sampai 10 menit. Maka, seharusnya setiap muslim memperhatikan hal itu dan tidak memperdaya puasanya dengan makan dan minum.
“Orang yang masih minum, sedangkan adzan subuh telah berkumandang, maka paling minimal kita katakan kepada dia wajib baginya untuk mengqadha puasanya. Jika memang dirinya tidak ada kewajiban untuk membayar kafarat (denda),” kata Syaikh Sa’id.
Imam Al-Bukhari di kitab Shahih-nya mencantumkan Bab “Perkiraan berapa lama antara sahur dan shalat subuh”. Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari menjelaskan maksud bab di atas, mengatakan:
قوله : "باب قدر كم بين السحور وصلاة الفجر" أي : انتهاء السحور وابتداء الصلاة، لأن المراد تقدير الزمان الذي ترك فيه الأكل.
Kata Al-Bukhari, ‘Bab perkiraan berapa lama antara sahur dan shalat subuh’, yaitu selesainya sahur dan dimulainya shalat (subuh), karena yang dimaksudkan adalah perkiraan waktu di mana seseorang meninggalkan makan.
Baca juga: Begini Cara Atur Asupan Karbohidrat selama RamadhanIbnu Rusyd dalam Bidayatul Mujtahid menjelaskan:
ومن ذهب إلى أنه يجب الإمساك قبل الفجر فجريا على الاحتياط وسدا للذريعة وهو أورع القولين
(Dan) Ulama yang berpendapat bahwa wajib 'imsak' [menahan diri] sebelum waktu fajar didasarkan pada kehati-hatian dan langkah preventif dari hal yang berpotensi dilarang agama, serta itu adalah dua pendapat yang yang wara’.
(jqf)