LANGIT7.ID, Jakarta - Kasubdit Kurikulum dan Evaluasi Ditjen Pendis Kemenag RI, Basnang Said, menjelaskan, Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) menjadi program unggulan Kementerian Agama yang dicanangkan sejak 2005.
Program tersebut telah berhasil melahirkan intelektual-intelektual muslim di Indonesia. Hingga saat ini, 5.150 santri sudah menerima manfaat dari beasiswa tersebut.
“Negara memahami bahwa banyak potensi besar di pondok pesantren. Namun umumnya, santri-santri yang belajar di pesantren berasal dari keluarga kurang mampu. Maka di tahun 2005, negara memfasilitasi para santri dengan beasiswa,” kata Said dalam webinar
PBSB Pendis Kemenag, dikutip Selasa (12/4/2022).
Baca juga: PTKIN, Solusi Pendidikan untuk Generasi MilenialKeberadaan pesantren selalu terbukti mampu menghadapi tantangan zaman. Namun, akselerasi modernitas yang begitu cepat menuntut pesantren untuk tanggap secara cepat pula. Itu agar agar eksistensi pesantren tetap relevan dan signifikan.
Secara historis, keberadaan pesantren menjadi sangat penting dalam upaya pembangunan masyarakat. Terlebih, pesantren lahir dari aspirasi masyarakat. Pesantren juga menjadi cerminan kebutuhan masyarakat akan pendidikan, dakwah, serta pemberdayaan sosial.
PBSB hadir untuk mengakomodasi hal tersebut. Said menyebut, potensi-potensi besar di pesantren harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Para santri memiliki soft skill dan sosial skill yang tak dimiliki pelajar lain. Hanya saja, mereka kadang terhalang biaya untuk melanjutkan pendidikan.
“Mereka memang fokus belajar agama, tapi ketika diberi kesempatan mempelajari Ilmu umum itu akan sangat luar biasa sekali, karena di pesantren ada soft skill dan social skill. Santri itu kan telaten, tidak mudah putus asa, jujur apa adanya,” kata Said.
Kebiasaan santri menghafal kitab-kitab kuning secara tak langsung melatih intelektualitas mereka. Tak hanya memiliki daya ingat yang kuat, mereka juga wawasan luas dari kitab-kitab tersebut.
“Ini yang membuat santri, ketika diberikan kesempatan mengambil jurusan di luar bidang pesantren, itu cepat berhasil. Karena prinsipnya adalah Al-Qur’an, hadits saja, Alfiyah Ibnu Malik kita hafal, apalagi kalau hanya rumusan-rumusan kedokteran,” tutur Said.
Said menjelaskan, PBSB diberikan kepada santri yang memiliki kemampuan akademik, kematangan pribadi, kemampuan penalaran, dan potensi untuk dapat mengikuti program perguruan tinggi.
Baca juga: Al-Azhar, Potret Keberhasilan Wakaf yang Berdiri di Bulan RamadhanKemenag ingin mempersiapkan sarana santri sebagai kader ulama, pemimpin, ilmuwan, serta profesional yang mampu menjadi bagian dari pembangunan nasional. PSBB sudah bekerja sama dengan puluhan perguruan tinggi ternama di Indonesia.
“Seperti UIN Jakarta, Institut Pertanian Bogor, UIN Surabaya, UGM Yogyakarta, ITS Surabaya, Univ. Airlangga Surabaya, Institut Teknologi Bandung, Hingga Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir,” tutur Said.
(jqf)