LANGIT7.ID-Jakarta; Semangat eksplorasi sains terus tumbuh di kalangan santri muda. Salah satunya datang dari Atsna Alayya Ilyana, santriwati SMP Muhammadiyah Jono – Pondok Pesantren Darul Arqom Muhammadiyah Bayan, Purworejo, yang sukses mengharumkan nama Indonesia lewat ajang International Water Rocket Competition 2025 di Universitas Sains Islam Malaysia (USIM) akhir pekan lalu.
Ajang ini menjadi bukti bahwa pendidikan pesantren tidak hanya berfokus pada ilmu agama, tetapi juga berperan dalam menumbuhkan minat terhadap sains dan teknologi. Atsna, yang sebelumnya mencetak prestasi di kompetisi nasional, kini membuktikan kemampuan terbaiknya di level dunia.
Menurut guru pembimbingnya, Akhmad, perjalanan Atsna menuju podium internasional berawal dari kompetisi roket air nasional yang digelar oleh Langit Biru Anak Bangsa (LABIABA) Indonesia pada Juni lalu. Dari ajang itu, Atsna berhasil meraih posisi empat terbaik, sehingga berhak melanjutkan ke tingkat internasional dan kini menempati peringkat dua dunia.
“Keikutsertaan pada tingkat internasional ini merupakan yang pertama kali, sedangkan di tingkat nasional, delegasi SMP Muhammadiyah Jono sudah yang ke 9 kalinya sejak keikutsertaannya pada kompetisi roket air ini di tahun 2015,” ungkap Akhmad dalam rilis media, Rabu (22/10/2025).
Lebih lanjut, Akhmad menilai bahwa pengalaman ini bukan sekadar tentang kompetisi, tetapi juga tentang pembentukan karakter dan ketekunan para santri. Ia menyebut, kegiatan seperti ini merupakan bagian dari program unggulan SMP Muhammadiyah Jono untuk menyiapkan santri yang unggul dalam berpikir kritis dan kreatif.
“Santri akan terasah ketelitiannya dalam berhitung, berpikir kritis ketika roket airnya terbang tidak tepat sasaran, disiplin waktu, pantang menyerah dengan banyaknya latihan serta uji coba, mentalnya terasah ketika ikut serta kompetisi. Tentunya ini juga merupakan satu implementasi dari program-program unggulan di SMP Muhammadiyah Jono,” tambahnya.
Sementara itu, pihak penyelenggara dari LABIABA Indonesia, Sri Siskawati, mengapresiasi semangat peserta dari Indonesia yang menunjukkan potensi luar biasa di ajang internasional ini. Ia menilai keberhasilan Atsna menjadi bukti bahwa generasi muda Indonesia mampu bersaing di bidang sains global.
“Adapun kali ini yakni kompetisi roket air sudah sampai hingga tingkat internasional yang diadakan di USIM Malaysia. Kami berharap dengan pencapaian hingga ke tingkat internasional ini tentunya siswa lebih terpicu untuk semakin meningkatkan prestasinya. Selain itu, kami juga terus berharap bahwa program ini akan terus berkelanjutan,” jelas Siskawati.
Capaian Atsna menjadi inspirasi bagi para santri di Indonesia untuk berani menantang batas. Melalui kegiatan ilmiah semacam ini, semangat inovasi dan religiusitas tumbuh berdampingan, menjadikan pesantren sebagai ruang pembinaan karakter sekaligus laboratorium ilmu pengetahuan bagi generasi masa depan.
(lam)