LANGIT7.ID, Jakarta - Rifdah Farnidah, Dosen Fakultas Ushuluddin dan Dakwah (FUD) Institut llmu Al-Qur'an (IIQ), patut menjadi contoh bagi para
penghafal Al-Qur'an dan generasi muda muslim. Rifdah meraih juara 1 Musabaqah Hifzh Al-Qur'an (MHQ) kategori 30 juz pada 107's
Family Qur'anic Competition di Nigeria.
Dia mengalahkan 87 peserta dari berbagai negara di antaranya Ghana, Liberia, USA, India, Arab Saudi, dan Turki. Pada 2018 lalu, dia juga meraih juara 2 MHQ Internasional di Yordania. Kala itu dia masih berusia 22 tahun dan masih berstatus mahasiswi IIQ.
Rifdah menjalani proses menghafal Al-Qur'an tiap kali usai shalat tahajud. Dia menyebut usai shalat tahajud merupakan waktu terbaik dalam menghafal Al-Qur'an.
Baca Juga: Muhammad Rozi, Santri yang Mampu Hafal Qur'an dalam 10 Pekan"Tahap pertama saya menghafal satu halaman dulu, setiap ayatnya dihafal berulang-ulang hingga hafal betul, biasanya 1 hari dapat lima halaman Al-Qur'an," katanya, dikutip laman resmi Kementerian Agama, Rabu (25/5/2022)
Dia menuntaskan hafalan 30 juz dalam kurun waktu 7 tahun, mulai menghafal sejak usia 10 tahun. Dia menamatkan saat tamah Madrasah Aliyah. Tiap hari dia terus mengulang hafalan paig sedikit 5 juz.
"Saya biasanya tidak berurutan, misal setelah Subuh mengulang hafalan (murajaah) juz 1, setelah Dhuhur juz 11, dan setelah Maghrib juz 21. Mengapa tidak berurutan, supaya tidak ada kecemburuan antara juz lain, itu metode menghafal yang saya lakukan," ucapnya.
Baca Juga: Ingin Hafal Quran meski Tak Nyantri? Begini Caranya
Pantangan Penghafal Al-Qur'an Rifdah mengatakan, salah satu pantangan agar hafalan tetap terjaga adalah tidak boleh pacaran. Dia mengaku prihatin saat ini banyak generasi muda sudah pacaran saat masih usia sekolah. Hal itu dapat mempersulit menghafal Al-Qur'an dan menjaga hafalan.
Rifdah sangat ingin semakin banyak generasi penghafal Al-Qur'an, agar tidak terkontaminasi
gadget dan media sosial. "Mudah-mudahan selanjutnya banyak generasi muda yang menghafal Al-Qur'an," ucapnya.
(jqf)