Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Jum'at, 31 Oktober 2025
home global news detail berita

Pancasila Kesepakatan Luhur Para Pendiri Bangsa

fajar adhitya Kamis, 02 Juni 2022 - 05:00 WIB
Pancasila Kesepakatan Luhur Para Pendiri Bangsa
Pancasila lahir dari kesepakatan para pendiri Bangsa Indonesia (Foto: Istimewa).
LANGIT7.ID, Jakarta - Pancasila adalah pilar ideologis Indonesia yang lahir atas kesepakatan bersama para pendiri bangsa.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md menyebut Pancasila sebagai “mietsaqon gholidza” atau kesepakatan luhur.

“Pancasila adalah kesepakatan luhur yang menjadikan Indonesia sebagai ‘darul mietsaq’ atau ‘darul ahdi’ atau negara ‘kesepakatan dalam perjanjian kolektif’,” kata Mahfud dalam siaran media, Rabu (1/6/2022).

Baca juga: Mengungkap Sejarah dan 5 Fakta Menarik Terkait Gedung Pancasila

Mahfud menjelaskan, lahirnya Pancasila tak lepas dari peran besar Sukarno. Pada 1 Juni 1945, Bung Karno menguraikan gagasannya mengenai dasar negara yang ia namai sebagai Pancasila.

“Pidato Bung Karno secara substansi menjadi isi hampir seluruh undang-undang dasar dan pembukaan undang-undang dasar kita yang sekarang ada, tapi pada tanggal 1 Juni itu istilah Pancasila dan substansinya sudah dikemukakan oleh Bung Karno, tapi narasinya belum bisa diterima.

Dikutip kepustakaan-presiden.perpusnas.go.id, Bung Karno menawarkan lima sila secara berurutan, yakni Kebangsaan Indonesia, Internasionalisme atau peri-kemanusiaan, Mufakat, Kesejahteraan Sosial, dan Ketuhanan.

Baca juga: Hari Lahir Pancasila, Ini Makna 5 Lambang di Dada Garuda

Pada 22 Juni 1945, Bung Karno menggagas Panitia Sembilan, selain Sukarno, anggotanya adalah Moh Hatta, Muh Yamin, Ahmad Subardjo, A.A Maramis, Abdulkadir Muzakir, Wachid Hasjim, Agus Salim, dan Abikusno Tjokrosujoso. Panitia Sembilan kemudian menghasilkan Piagam Jakarta yang menjadi rumusan dasar negara.

“Cuma Pancasila yang di dalam Piagam Jakarta masih ada 7 kata yang dianggap masih agak sensitif yaitu ketuhanan dengan menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya, sehingga pada 18 Agustus 1945 narasinya diperbaiki lagi. Menjadi kata ‘Ketuhanan Yang Maha Esa tanpa kehilangan substansi,” kata Mahfud.

(sof)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Jum'at 31 Oktober 2025
Imsak
03:59
Shubuh
04:09
Dhuhur
11:40
Ashar
14:55
Maghrib
17:49
Isya
19:00
Lihat Selengkapnya
QS. Al-Isra':1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.
QS. Al-Isra':1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan