LANGIT7.ID, Jakarta - Kepala Pusat Kesehatan Haji, dr. Budi Sylvana, mengatakan, tercatat 58
jemaah haji meninggal dunia sampai pada Ahad, 17 Juli 2022. Penyebab kematian terbanyak adalah penyakit jantung dan didominasi laki-laki serta kelompok usia di bawah 60 tahun.
"Jemaah yang meninggal lebih banyak pria walau jemaah lebih banyak wanita,” kata Budi melalui keterangan tertulis, Selasa (19/7/2022).
Baca Juga: Kemenag Ungkap Penyebab Banyak Jemaah Haji Meninggal Karena Penyakit Jantung
Meninggal di Tanah Suci, Makkah atau Madinah, terutama saat melaksanakan ibadah haji merupakan satu keutamaan dan kehormatan. Berikut ini beberapa keutamaan wafat di Tanah Suci:
1. Masuk Surga Tanpa HisabKeutamaan dan pahala meninggal di dunia Tanah Suci adalah masuk surga tanpa hisab. Hal itu sebagaimana disampaikan Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin:
من خرج من بيتِه حاجًّا أو معتمرًا فمات أُجْرِيَ له أجرُ الحاجِّ المعتمرِ إلى يومِ القيامةِ ومن مات في أحدِ الحرميْنِ لم يُعْرَضْ ولم يُحاسبْ وقيل له ادخلِ الجنةَ
“Barangsiapa keluar untuk berhaji dan berumrah, kemudian meninggal, maka dia tercatat mendapatkan pahala haji dan umrah hingga hari Kiamat. Barangsiapa meninggal di salah satu Tanah Haram, maka dia tidak akan terkena hisab dan kepadanya akan mendapatkan perkataan: ‘Masuklah ke surga’.”
2. Mendapat Syafaat RasulullahOrang yang meninggal di Tanah Suci akan mendapat syafaat dari Nabi Muhammad SAW pada hari kiamat kelak. Hal itu berdasarkan hadits riwayat Imam Thabrani dari Salman, Rasulullah bersabda:
من مات في احد الحرمين استوجب شفاعتي وكان يوم القيامة من الامنين
“Barangsiapa meninggal di salah satu Tanah Haram, maka dia wajib mendapat syafaatku dan kelak dia termasuk orang-orang yang selamat.”
Maka itu, Imam Nawawi dalam kitab Al-Azkar menganjurkan seseorang berharap meninggal di Tanah Suci. Bahkan, Umar bin Khattab pernah berdoa agar diwafatkan di sana.
قَالَ عمر رضى الله عنه اللهم ارزقتى شَهَادَةً فِي سَبِيلِك وَاجْعَلْ مَوْتِي فِي بَلَدِ رَسُولِك صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
Umar berkata, “Ya Allah, berikanlah aku anugerah mati syahid di jalan-Mu, dan jadikanlah kematianku di Tanah Rasul-Mu SAW.” (HR Bukhari).
3. Termasuk Mati SyahidOrang yang meninggal dunia di Tanah Suci akan mendapatkan pahala seperti orang yang mati syahid. Hal ini berdasarkan hadits, Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang meninggal dunia dalam perjalanan haji, dia seperti orang yang mati di jalan Allah.” (HR Muslim).
4. Bisa Memberikan Syafaat untuk KerabatWafat di Tanah Suci bisa memberikan syafaat kepada kerabat agar selamat dari siksa neraka di akhirat kelak. Ini berdasarkan hadits:
“Dengan mendapatkan keistimewaan yang dijanjikan, seperti diampuni dosanya, melihat tempatnya di surga, dilindungi dari azab kubur, merasakan manisnya iman, dinikahkan dengan bidadari surga, dan diperkenankan memberikan syafaat bagi 70 orang kerabatnya.” (HR Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad).
Baca Juga: Mati Syahid, Pengertian dan 5 Golongannya Dalam Islam
5. Dibangkitkan dalam Keadaan BertalbiyahOrang yang wafat di Tanah Suci akan dibangkitkan dalam keadaan bertalbiyah. Rasulullah SAW bersabda:
“Ketika seseorang tengah melakukan wukuf di Arafah, tiba-tiba terjatuh dari hewan tunggangannya lalu hewan tunggangannya menginjak lehernya sehingga meninggal. Maka mandikanlah dengan air yang dicampur daun bidara lalu kafanilah dengan dua potong kain’- dan dalam riwayat yang lain: ‘dua potong kainnya’— dan jangan diberi wewangian. Jangan ditutupi kepala dan wajahnya. Sesungguhnya, dia akan dibangkitkan pada hari Kiamat nanti dalam keadaan bertalbiyah.” (HR Bukhari dan Muslim).
6. Pahalanya Hajinya Ditulis Sampai Hari KiamatRasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa keluar untuk berhaji lalu meninggal dunia, dituliskan untuknya pahala haji hingga hari Kiamat. Barangsiapa keluar untuk umrah lalu meninggal dunia, ditulis untuknya pahala umrah hingga hari Kiamat. Dan barangsiapa yang keluar untuk berjihad lalu mati maka ditulis untuknya pahala jihad hingga hari Kiamat.” (HR Abu Ya’la).
(jqf)