Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Kamis, 18 April 2024
home global news detail berita

58 Jemaah Haji Indonesia Meninggal Dunia, Ini Keutamaan Wafat di Tanah Suci

Muhajirin Selasa, 19 Juli 2022 - 15:30 WIB
58 Jemaah Haji Indonesia Meninggal Dunia, Ini Keutamaan Wafat di Tanah Suci
Makam Baqi di Madinah (foto: langit7.id/istock)
skyscraper (Desktop - langit7.id)
LANGIT7.ID, Jakarta - Kepala Pusat Kesehatan Haji, dr. Budi Sylvana, mengatakan, tercatat 58 jemaah haji meninggal dunia sampai pada Ahad, 17 Juli 2022. Penyebab kematian terbanyak adalah penyakit jantung dan didominasi laki-laki serta kelompok usia di bawah 60 tahun.

"Jemaah yang meninggal lebih banyak pria walau jemaah lebih banyak wanita,” kata Budi melalui keterangan tertulis, Selasa (19/7/2022).

Baca Juga: Kemenag Ungkap Penyebab Banyak Jemaah Haji Meninggal Karena Penyakit Jantung

Meninggal di Tanah Suci, Makkah atau Madinah, terutama saat melaksanakan ibadah haji merupakan satu keutamaan dan kehormatan. Berikut ini beberapa keutamaan wafat di Tanah Suci:

1. Masuk Surga Tanpa Hisab

Keutamaan dan pahala meninggal di dunia Tanah Suci adalah masuk surga tanpa hisab. Hal itu sebagaimana disampaikan Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin:

من خرج من بيتِه حاجًّا أو معتمرًا فمات أُجْرِيَ له أجرُ الحاجِّ المعتمرِ إلى يومِ القيامةِ ومن مات في أحدِ الحرميْنِ لم يُعْرَضْ ولم يُحاسبْ وقيل له ادخلِ الجنةَ

“Barangsiapa keluar untuk berhaji dan berumrah, kemudian meninggal, maka dia tercatat mendapatkan pahala haji dan umrah hingga hari Kiamat. Barangsiapa meninggal di salah satu Tanah Haram, maka dia tidak akan terkena hisab dan kepadanya akan mendapatkan perkataan: ‘Masuklah ke surga’.”

2. Mendapat Syafaat Rasulullah

Orang yang meninggal di Tanah Suci akan mendapat syafaat dari Nabi Muhammad SAW pada hari kiamat kelak. Hal itu berdasarkan hadits riwayat Imam Thabrani dari Salman, Rasulullah bersabda:

من مات في احد الحرمين استوجب شفاعتي وكان يوم القيامة من الامنين

“Barangsiapa meninggal di salah satu Tanah Haram, maka dia wajib mendapat syafaatku dan kelak dia termasuk orang-orang yang selamat.”

Maka itu, Imam Nawawi dalam kitab Al-Azkar menganjurkan seseorang berharap meninggal di Tanah Suci. Bahkan, Umar bin Khattab pernah berdoa agar diwafatkan di sana.

قَالَ عمر رضى الله عنه اللهم ارزقتى شَهَادَةً فِي سَبِيلِك وَاجْعَلْ مَوْتِي فِي بَلَدِ رَسُولِك صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.

Umar berkata, “Ya Allah, berikanlah aku anugerah mati syahid di jalan-Mu, dan jadikanlah kematianku di Tanah Rasul-Mu SAW.” (HR Bukhari).

3. Termasuk Mati Syahid

Orang yang meninggal dunia di Tanah Suci akan mendapatkan pahala seperti orang yang mati syahid. Hal ini berdasarkan hadits, Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang meninggal dunia dalam perjalanan haji, dia seperti orang yang mati di jalan Allah.” (HR Muslim).

4. Bisa Memberikan Syafaat untuk Kerabat

Wafat di Tanah Suci bisa memberikan syafaat kepada kerabat agar selamat dari siksa neraka di akhirat kelak. Ini berdasarkan hadits:

“Dengan mendapatkan keistimewaan yang dijanjikan, seperti diampuni dosanya, melihat tempatnya di surga, dilindungi dari azab kubur, merasakan manisnya iman, dinikahkan dengan bidadari surga, dan diperkenankan memberikan syafaat bagi 70 orang kerabatnya.” (HR Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad).

Baca Juga: Mati Syahid, Pengertian dan 5 Golongannya Dalam Islam

5. Dibangkitkan dalam Keadaan Bertalbiyah


Orang yang wafat di Tanah Suci akan dibangkitkan dalam keadaan bertalbiyah. Rasulullah SAW bersabda:

“Ketika seseorang tengah melakukan wukuf di Arafah, tiba-tiba terjatuh dari hewan tunggangannya lalu hewan tunggangannya menginjak lehernya sehingga meninggal. Maka mandikanlah dengan air yang dicampur daun bidara lalu kafanilah dengan dua potong kain’- dan dalam riwayat yang lain: ‘dua potong kainnya’— dan jangan diberi wewangian. Jangan ditutupi kepala dan wajahnya. Sesungguhnya, dia akan dibangkitkan pada hari Kiamat nanti dalam keadaan bertalbiyah.” (HR Bukhari dan Muslim).

6. Pahalanya Hajinya Ditulis Sampai Hari Kiamat

Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa keluar untuk berhaji lalu meninggal dunia, dituliskan untuknya pahala haji hingga hari Kiamat. Barangsiapa keluar untuk umrah lalu meninggal dunia, ditulis untuknya pahala umrah hingga hari Kiamat. Dan barangsiapa yang keluar untuk berjihad lalu mati maka ditulis untuknya pahala jihad hingga hari Kiamat.” (HR Abu Ya’la).

(jqf)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Kamis 18 April 2024
Imsak
04:28
Shubuh
04:38
Dhuhur
11:55
Ashar
15:14
Maghrib
17:54
Isya
19:03
Lihat Selengkapnya
QS. Ali 'Imran:64 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
قُلْ يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ تَعَالَوْا اِلٰى كَلِمَةٍ سَوَاۤءٍۢ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ اَلَّا نَعْبُدَ اِلَّا اللّٰهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهٖ شَيْـًٔا وَّلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا اَرْبَابًا مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗ فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُوْلُوا اشْهَدُوْا بِاَنَّا مُسْلِمُوْنَ
Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab! Marilah (kita) menuju kepada satu kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu sama lain tuhan-tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah (kepada mereka), “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang Muslim.”
QS. Ali 'Imran:64 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan