LANGIT7.ID, Jakarta -
Muhammad Saihul Basyir merupakan pemuda yang berhasil menghafal
Al-Qur’an saat duduk di bangku kelas enam sekolah dasar. Bahkan, pria kelahiran 10 Januari 1996 itu kini sudah menghafal ribuan hadits.
Saihul Basyir bersama 10 saudaranya telah dibiasakan oleh kedua orang tuanya untuk dekat dengan Al-Qur'an sejak dini. Hasilnya mereka semua menjadi hafidz Qur'an di usia belia.
Salah satu kunci sukses
Saihul Basyir adalah menjadi
Al-Qur’an sebagai prioritas sebelum melakukan aktivitas lain. Dia menempatkan Al-Qur’an di tempat tertinggi dalam hatinya.
Baca Juga: 13 Prinsip Menghafal Al-Quran Seperti Rasulullah dan Para Sahabat
“Meninggi dengan
Al-Qur’an bukan seperti asap, tapi seperti bintang, bintang itu selalu di atas. Dia tidak butuh sorotan kamera. Maka jadilah bintang dalam Al-Qur’an,” kata Basyir di Islamic Book Fair (IBF), Jakarta, Kamis malam (4/8/2022).
Namun menariknya, Basyir tidak pernah mengajarkan metode khusus dalam menghafal
Al-Qur’an. Menurut dia, setiap orang punya kemampuan dan kecerdasan masing-masing.
“Sehingga mustahil bin mustahal ada satu metode yang disepakati dalam menghafal Al-Qur’an. Kecuali satu, metode Rasulullah. Kemampuan orang berbeda-beda, ada yang cocok diperdengarkan, metode iqra, metode utsmani,” jelas alumnus LIPIA Jakarta ini.
Dia lalu memberikan dua tips jika ingin menghafal Al-Qur’an. Pertama, orang yang ingin menghafal Al-Qur’an maka terlebih dahulu harus mempelajari metode Rasulullah dan para sahabat.
Baca Juga: Rumus Saihul Basyir Bisa Hafal 30 Juz Al-Quran Sejak kelas 6 SD“Saya percaya metode Rasulullah dan sahabat itu metode yang tidak akan lekang oleh zaman, basi oleh waktu,” kata Saihul. Setelah menelaah hadits-hadits tentang cara Rasulullah dan sahabat menghafal, Saihul menemukan ada 13 prinsip menghafal Qur’an.
Tips kedua adalah membelai Al-Qur’an. Membelai artinya membaca, benar, lancar, dan Indah. Membaca menjadi syarat utaman. Seseorang tidak mungkin bisa menghafal jika malas membaca Al-Qur’an.
Kemudian, benar dari segi
makharijul huruf dan
sifatul huruf. Lancar dari segi menyambungkan antara ayat dengan ayat selanjutnya atau halaman dengan halaman selanjutnya. Indah dengan tajwid, bukan dengan lagu.
Setelah itu, perbaiki hubungan dengan Allah. hati manusia berada di antara jemari-jemari Allah. Artinya, hati di dalam kekuasaan dan genggaman Allah. Tidak ada campur tangan manusia. Allah-lah yang membolak-balikkan hati.
Baca Juga: Ustaz Saihul Basyir: Al-Quran Bukan Hanya Dibaca tapi Juga Solusi Persoalan Manusia
“Jika Allah mau, Allah bisa membuat hati melenceng. Jika hubungan kita dengan Allah beres, menghindari maksiat, selalu berbuat baik kepada sesama. Maka hati kita akan bersih,” ucap Basyir.
Jika hati sudah bersih, maka seseorang pasti akan terus berinteraksi dengan Al-Qur’an. Itu seperti pernyataan yang diungkapkan Utsman bin Affan.
“Seandainya hati bersih dari dosa, maka tidak akan pernah kenyang dengan interaksi dengan Al-Qur’an. Yang ada adalah rasa haus dan rasa lapar untuk interaksi Al-Qur’an,” kata Basyir mengutip ungkapan Utsman bin Affan.
(jqf)