LANGIT7.ID - , Jakarta - Guru Besar
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Prof. Dr. KH. Haedar Nashir memiliki harapan lembaga pendidikan di Indonesia dapat melahirkan insan muslim yang menjadi pelaku peradaban.
Agar mencapai tujuan tersebut,
Muhammadiyah, sebagai pelopor pendidikan Islam menapaki jejak
KH Ahmad Dahlan dengan membangun institusi pendidikan secara holistik.
Baca juga: Haedar Nashir: Multukuralisme Berbeda dengan Bhinneka Tunggal IkaArtinya, pendidikan tidak hanya membangun kesadaran akan keberadaan Tuhan, namun juga peka terhadap masalah-masalah manusia dan lingkungannya.
"Pendidikan Muhammadiyah itu berkarakter profetik yang berakar dari kerisalahan Nabi Saw dengan dua substansi penting," kata Haedar dikutip dari laman Muhammadiyah, Sabtu (3/9/2022).
Dia menjelaskan, substansi pertama yaitu membangun peradaban dan keadaban. Saat Nabi membangun masyarakat Madinah Al-Munawarah, upaya yang dilakukannya ialah
membangun akhlak terlebih dahulu yang tidak hanya terkait norma baik-buruk individu namun harus menjadi
etika kehidupan publik.
"Dengan akhlak inilah Islam berjaya dalam tempo yang relatif singkat," lanjutnya.
Baca juga: Strategi Hadapi Pemikiran Sesat Agnostisisme dan AteismeKedua, membawa nilai kerahmatan. Terminologi Islam sebagai rahmat semesta alam haruslah diartikan lebih luas, bukan hanya terhadap orang Islam namun juga melintas batas.
Sebab, pendidikan yang dibawa Nabi Saw begitu inklusif, menyatu dengan berbagai macam lintas peradaban, dan saling berkolaborasi dengan berbagai golongan.
“Pendidikan Islam dan proses yang dibangun dari peradaban Islam itu tidak hanya untuk orang Islam tapi seluruh umat manusia,” ucap Ketua Umum Muhammadiyah periode 2015-2020 ini.
Baca juga: Haedar Nashir: Umat Islam Harus Sebar Rahmat Tanpa Sekat(est)