LANGIT7.ID - , Jakarta - Pensyarah Kanan Universiti Sultan Zainal Abidin Terengganu Malaysia, Dr Hanif bin Muhammad Latef mengatakan, penafsiran konsep
wasthiyah terus terjadi di
Malaysia. Artinya belum ada
tafsiran yang solid mengenai makna dari konsep tersebut.
Hal tersebut dia ungkapkan di Seminar Internasional bertajuk 'Menolak
Islamophobia Melalui Konsep Al Wasatiah' di Hotel Grand Cempaka, Jakarta Pusat, Rabu (26/10/2022).
Baca juga: Wapres Ingatkan Penerapan Islam Wasathiyah, Ini Penjelasannya"Konsep wasathiyah ini, maka berlaku tafsiran-tafsiran moderat,
contemporary terhadap perkataan wasathiyah oleh pengkaji, penyelidik, di seluruh Malaysia," kata Dr Hanif.
Menurut dia, wasathiyah merupakan kombinasi dari empat elemen yakni keadilan, kualitas, syumul, dan seimbang. Meski demikian, konsep wasathiyah dinilai masih belum bisa menangkis ataupun mencegah perilaku ekstremisme atau radikalisme yang masih marak terjadi.
"Menjadi wasthiyah itu bukan menjadi seimbang saja, tetapi turut menjadi muslim yang adil, syumul, dan berkualitas," ujarnya.
Dia menjelaskan, bahwa orang ekstrem cenderung hanya mengetahui satu tafsir saja dalam ayat Al-Qur'an dan hadits. Tafsir yang digunakan pun menyimpang dari nilai-nilai agama Islam karena minimnya ilmu yang mengakibatkan kesalahpahaman penafsiran.
Baca juga: Prof Hamid Fahmy Zarkasyi: Wasathiyah dalam Islam Beda dengan Moderat ala Barat"Contohnya terhadap hadis-hadis yang berkaitan dengan jihad, ayat-ayat Qur'an terkait jihad. Ahli hadis memberikan dari pada perspektif ini, ahli sejarah memberikan dari pada perspektif ini. Berbedanya suatu perspektif menyebabkan orang-orang terpengaruh oleh ekstremis ini dia hanya mengambil satu jalan atau satu tafsiran saja tanpa mempertimbangkan tafsir lainnya," jelasnya.
(est)