Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Jum'at, 31 Oktober 2025
home edukasi & pesantren detail berita

Prof Hamid Fahmy Zarkasyi: Wasathiyah dalam Islam Beda dengan Moderat ala Barat

Muhajirin Jum'at, 08 Oktober 2021 - 21:32 WIB
Prof Hamid Fahmy Zarkasyi: Wasathiyah dalam Islam Beda dengan Moderat ala Barat
Rektor Universitas Darussalam (Unida) Gontor Prof Dr KH Hamid Fahmy Zarkasyi, M.A.Ed., M.Phil (Sumber: Unida Gontor)
LANGIT7.ID, Jakarta - Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI), Prof. Dr. K.H. Hamid Fahmi Zarkasyi, menjelaskan, makna wasathiyah dalam Islam berbeda dengan moderat ala Barat. Bagi barat, moderat berarti setuju dengan sekularisme, pluralisme, liberalisme, feminisme, humanisme dan isme-isme lainnya.

“Moderat itu sebuah kata yang berasal dari barat. Moderat ala barat tidak bisa diartikan seperti wasathiyah dalam Islam. Islam adalah agama yang washatan,” kata Prof Hamid dalam kajian Minhaj via daring, Kamis malam (7/10/2021).

Baca Juga: Menilik Konsep Wasathiyah, Moderasi yang Benar dalam Islam

Syekh Yusuf Al-Qardhawi memaknai wasathiyah sebagai keseimbangan antara dua sudut yang bertentangan, tidak condong kepada yang satu dan menolak yang lain serta tidak mengambil lebih banyak dari yang lain.

Dalam tradisi Arab, kata wasath mengandung makna kebaikan, keadilan, keunggulan, dan kemuliaan. Kata ini diadopsi dalam dunia sepak bola, yakni wasit. Artinya jika menjadi wasit harus bisa berlaku adil menegakkan kebenaran. Serupa dikatakan oleh Abdullah Ibnu Sulaiman, wasathiyah secara syar’i adalah keadilan, kebaikan, pertengahan antara ifrad dan tafrid yakni tidak berlebihan dan tidak pula sembrono. Atau bisa pula diartikan sebagai keadilan atau jalan tengah yang di dalamnya terkumpul keutamaan.

“Makna ummatan washatan itu tidak bisa diterjemahkan sebagai umat moderat. Ummatan wasathan harus dipahami sebagai keutamaan, keadilan, umat yang selalu melakukan kebaikan. Umat yang menyeimbangkan antara materi dengan non materi,” kata Prof Hamid.

Baca Juga: Jaga Aqidah, Toleransi Tidak Harus Membenarkan Semua Agama

Dalam tafsir Rasyid Ridha disebutkan ummatan wasathan berarti umat yang adil, proporsional dalam beragama. Artinya tidak ghuluw (melampaui batas) dan bukan pula ahlul tasahul atau meremehkan agama. Umat wasathan berarti umat yang berada di tengah-tengah antara urusan agama dan urusan dunia.

“Tidak berlebihan dalam masalah keagamaan seperti orang Nasrani dan tidak berlebihan dalam masalah materi seperti yahudi. Ini tafsir para ulama. Umat Islam tidak materialistik dan tidak pula spiritualistis meninggalkan urusan dunia,” kata Prof Hamid.

Maka dari itu, Rektor Universitas Darussalam Gontor ini mengimbau agar umat Islam berhati-hati terhadap ekstremisme beragama. Ath-Thabari menyebut ekstrem adalah orang-orang yang melampaui batas. Ada orang yang terlalu ekstrem dalam beribadah sehingga melupakan urusan dunia. Demikian pula sebaliknya.

“Makanya dalam Islam tidak boleh berlebihan dalam menjalankan syariah. Misalnya shalat sepanjang waktu tidak pernah berhenti, atau hidup hanya diisi shalat dan puasa saja. Itu perbuatan tidak yang diajarkan dalam Islam,” pungkas Prof Hamid.

Baca Juga: Rektor Unida Gontor: Rusaknya Ilmu karena Terpisah dari Iman

(jqf)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Jum'at 31 Oktober 2025
Imsak
03:59
Shubuh
04:09
Dhuhur
11:40
Ashar
14:55
Maghrib
17:49
Isya
19:00
Lihat Selengkapnya
TOPIK TERPOPULER
5 issc
QS. Al-Hadid:1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
سَبَّحَ لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ
Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada Allah. Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.
QS. Al-Hadid:1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan