Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Jum'at, 14 Februari 2025
home lifestyle muslim detail berita

5 Bahaya bagi Karyawan yang Bekerja Lebih dari 40 Jam Sepekan

mahmuda attar hussein Jum'at, 11 November 2022 - 06:30 WIB
5 Bahaya bagi Karyawan yang Bekerja Lebih dari 40 Jam Sepekan
Bahaya bagi karyawan yang bekerja lebih dari 40 jam sepekan. (Foto: Istimewa).
LANGIT7.ID, Jakarta - Ada 5 bahaya bagi karyawan saat bekerja lebih dari 40 jam sepekan. Waktu aktivitas ini melebihi 8 jam kerja normal pada umumnya, mulai dari Senin sampai Jumat.

Kesuksesan memang tidak bisa diraih hanya dengan besantai-santai. Namun ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan agar tidak berdampak buruk bagi kesehatan.

Melansir Huffpost, setidaknya ada 5 hal yang akan dialami otak dan tubuh saat bekerja selama lebih dari 40 jam dalam seminggu. Berikut penjelasannya:

Baca Juga: Cara Atasi Mata Lelah akibat Bekerja di Depan Komputer

1. Risiko Strok dan Jantung

Bekerja terlalu lama dapat meningkatkan risiko kematian akibat strok atau serangan jantung. Menurut sebuah World Health Organization (WHO) pada 2021, jam kerja hingga 55 jam seminggu dapat menyebabkan kematian akibat kardiovaskular.

Di mana WHO bersama International Labour Organization mengungkapkan, ada 745.000 kematian pada tahun 2016 akibat kardiovaskular yang dikaitkan dengan jam kerja berlebih.

"Jam kerja yang panjang dapat secara langsung menyebabkan penyakit kardiovaskular dengan meningkatkan stres yang merusak sel-sel di otak dan jantung," kata Frank Pega, petugas teknis WHO.

Penyakit itu disebabkan karena faktor pendukung seperti pekerja yang kurang waktu untuk olahraga, diet, maupun kurang waktu tidur.

2. Risiko Cedera

Bekerja dalam waktu lama juga berpotensi meningkatkan cedera fisik. Dalam sebuah studi yang melakukan pengamatan sejak 1987-2000 mengungkapkan, bekerja 12 jam sehari dapat meningkatkan bahaya hingga 37.

Sementara bekerja setidaknya 60 jam per minggu dikaitkan dengan peningkatan 23 persen.

3. Kesehatan Mental

Mengorbankan waktu istirahat untuk terus bekerja akan berdampak pada jiwa dan menyebabkan masalah pada kesehatan mental.

Studi tahun 2020 yang diterbitkan dalam jurnal PLOS One, mencatat bahwa pekerja di Korea dengan rentang usia 20-30 tahun bekerja selama 31-60 jam seminggu.

Para peneliti menemukan bahwa semakin lama karyawan bekerja, semakin tinggi pula tingkat stres, depresi, dan keinginan bunuh diri.

4. Gangguan Tidur

Kejar deadline dan target hingga harus begadang akan menyebabkan gangguan tidur. Apalagi bila sering melakukannya setiap hari.

Dalam International Journal of Environmental Research and Public Health, para peneliti menyimpulkan bahwa durasi tidur yang pendek akibat kerja 50-60 jam seminggu dapat menyebabkan kelelahan yang besar.

Hal ini juga menyebabkan fungsi kognitif yang memburuk, dan meningkatkan risiko cedera, serta masalah kesehatan mental.

Itu karena tidur kurang dari enam jam semalam dapat menyebabkan gangguan emosial. Mulai dari mudah marah, merasa risih, cemas, mudah tersinggung, dan rentan terhadap risiko secara impulsif.

5. Hasil Tidak Lebih Baik

Faktanya, bekerja dalam waktu lebih lama tidak menghasilkan pekerjaan yang lebih baik. Prof Morten Hansen dari University of California, menemukan bahwa bekerja lebih dari 65 jam seminggu justru akan menyebabkan penurunan kinerja.

Kendati demikian, dia tidak memungkiri bahwa bekerja selama 30 jam memang dapat meningkatkan kinerja. Sedangkan bekerja selama 50 jam seminggu, akan membuat kinerja berada pada level rata-rata.

(bal)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Jum'at 14 Februari 2025
Imsak
04:30
Shubuh
04:40
Dhuhur
12:10
Ashar
15:23
Maghrib
18:19
Isya
19:30
Lihat Selengkapnya
QS. Ali 'Imran:64 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
قُلْ يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ تَعَالَوْا اِلٰى كَلِمَةٍ سَوَاۤءٍۢ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ اَلَّا نَعْبُدَ اِلَّا اللّٰهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهٖ شَيْـًٔا وَّلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا اَرْبَابًا مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗ فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُوْلُوا اشْهَدُوْا بِاَنَّا مُسْلِمُوْنَ
Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab! Marilah (kita) menuju kepada satu kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu sama lain tuhan-tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah (kepada mereka), “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang Muslim.”
QS. Ali 'Imran:64 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan