LANGIT7.ID - , Jakarta - Pendakwah dan pendiri Pondok Pesantren
Daarut Tauhid, Yan Gymnastiar atau
Aa Gym menyebutkan
husnuzan merupakan cabang dari keimanan, sementara suuzan bagian dari kemunafikan.
Menurut pelantun "Jagalah Hati" ini, saat berbaik pada saudara seiman, selain mendapatkan pahala, kita juga akan diberikan
ketenangan. Juga kemudahan untuk memiliki
akhlak mulia.
Baca juga: Nasihat Buya Yahya untuk Orangtua Santri: Husnuzan ke Allah SWTSementara, orang yang suka berburuk sangka, hatinya akan dibuat gelisah oleh Allah SWT.
"Dari
buruk sangka ini satu langkah lagi namanya tajassus yakni suka memata-matai, serba ingin tahu serta mencari-cari kekurangan kesalahan orang lain untuk kepuasan dirinya," ujar Aa Gym dalam kajian pagi yang diikuti Langit7, Selasa (15/11/2022).
Namun, saat kita berbaik sangka pada orang yang ternyata buruk atau jahat, maka diwajibkan bagi
umat Islam untuk berhusnuzan pada Allah. Seperti dijelaskan dalam Alquran surah
Al Hujurat ayat 12.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang". Baca juga: Jangan Suudzon, Ini Berkah di Balik Aktivitas Gunung Api"Jalurnya sampai jadi ghibah itu. Dari suuzan, tajassus baru
ghibah. Maka dicegah ghibah ini dari awal dengan husnuzan," katanya.
"Berbaik sangka saja. Misal tentang jidat orang yang warna hitam, kita harus husnuzan menanggapinya mungkin itu karena sujudnya lebih banyak daripada kita dan kulitnya lebih sensitif sehingga mudah berbekas. Daripada berbicara jelek itu tidak ada manfaatnya. Husnuzan saja. Karena husnuzan kepada orang itu lebih enak," lanjut Aa Gym.
Sedangkan, bila perilaku berbaik sangka kita diartikan berbeda atau malah berbuah kejahatan dari orang lain, Aa Gym menyarankan untuk mendiamkan atau membiarkan saja.
"Sebab Allah Maha Tahu setiap orang dan tahu apapun yang disembunyikannya. Karena itu Allah tentu akan melindungi Anda jika tetap husnuzan," jelas pendakwah yang mulai dikenal publik di tahun 2000-an ini.
Lalu, adakah batasan antara husnuzan dan waspada?
Baca juga: Waspadai Penyakit Zhann, 6 Dampak Buruk Sangka ke Orang LainAa Gym pun menceritakan sebuah kisah dari sahabat Rasulullah, Anas bin Malik. Di mana ada seorang laki-laki membawa berhenti di depan masjid untuk mendatangi Rasulullah. Unta tunggangannya dilepas begitu saja tanpa ditambat.
Rasulullah bertanya, "Mengapa unta itu tidak diikat?" Lelaki itu menjawab, "Saya lepaskan unta itu karena saya percaya pada perlindungan Allah SWT."
Maka Rasulullah menegur secara bijaksana, "Ikatlah unta itu, sesudah itu barulah kamu bertawakal." Lelaki itu pun lalu menambatkan unta itu di sebuah pohon kurma.
"Artinya kita boleh menyempurnakan ikhtiar. Tetap kita sempurnakan walaupun kita husnuzan," tukasnya.
(est)