LANGIT7.ID, Banyumas - Nopia atau sebagian warga menyebut dengan Ndog Gludug menjadi salah satu
kudapan tradisional khas Banyumas. Kudapan ini dapat bertahan lama sehingga cocok dijadikan buah tangan saat berkunjung ke daerah ini.
Sahabat Langit7 juga bisa dengan mudah mendapatkan oleh-oleh ini, karena Nopia banyak dijual di berbagai toko oleh-oleh.
Dilansir dari
visitjawatengah.jategprov.go.id, proses pembuatan Nopia sendiri terbilang unik, di mana bahan dasar kue ini yaitu tepung terigu, gula, dan lainnya.
Kue Nopia terdiri dari kulit dan isi, adonan kulit terbuat dari tepung terigu yang dicampur dengan bahan lainnya. Sedangkan isinya terbuat dari gula merah dan campuran bahan lainnya.
Baca juga: Sup Konro, Kuliner Berkuah Khas Makassar yang MenyegarkanSelanjutnya, untuk proses memasak
kue ini pun masih tradisional yaitu dengan dipanggang di tungku besar dari tanah liat. Adonan Nopia yang yang sudah bulat-bulat akan ditempelkan di dinding tungku. Kemudian dibakar dengan menggunakan kayu bakar sampai matang.
Setelah matang, tekstur kulit nopia menjadi keras, saat dibelah Nopia yang sudah matang dalamnya berongga dengan isinya menempel disalah satu bagian. Kue ini memiliki rasa yang agak gurih di luar dan manis di dalam sehingga kue ini cocok jika dimakan bersama dengan teh atau kopi.
Tekstur Nopia agak keras pada kulitnya, namun lembut dan manis didalamnya. Enak disantap dengan kopi atau teh di pagi dan menjelang senja.
Kue Nopia memiliki dua ukuran yaitu normal dan kecil atau mini Nopia jika disingkat menjadi mino. Bentuknya sama bulat seperti telur yang bulatnya tidak sempurna.
Bentuknya yang seperti telur inilah yang membuat Nopia juga disebut sebagai Ndog Gludug atau Ndog Bledeg. Dalam bahasa Indonesia berarti telur halilintar.
Seiring banyaknya penggemar kue ini membuatnya tidak hanya dibuat dengan isian gula saja, akan tetapi saat ini Sahabat Langit7 bisa merasakan Nopia dengan rasa yang beraneka ragam. Mulai dari rasa nanas, durian, pandan, coklat, dan lainnya, Sahabat Langit7 bisa membeli sesuai selera masing-masing.
Baca juga: 3 Resep Makanan Camilan yang Cocok Dimasak saat Kamping Pada mulanya, Kue Nopia pertama kali dipopulerkan oleh keluarga keturunan Tionghoa sekitar tahun 1880an. Dan saat ini pusat pembuatan kue ini terdapat di Kampoeng Nopia Mino yaitu di Desa Wisata Pekunden, Banyumas, Jawa Tengah.
Di Kampoeng Nopia Minu ini Sahabat Langit7 bisa menyaksikan langsung bagaimana proses pembuatan kue ini, Sahabat Langit7 juga bisa berbelanja langsung di tempat pembuatannya. Tak hanya melihat proses pembuatan Nopia, ada juga Oemah Gamelan, di mana pengunjung juga bisa melihat secara langsung proses pembuatan gamelan.
Selain itu, Ada Kebun Buah Naga di mana Sahabat Langit7 bisa mengetahui cara menanam dan memetik langsung buah naga. Kemudian, di Oemah Batik, pengunjung tentu saja bisa belajar membatik, serta berbagai kesenian, budaya dan kuliner lainnya yang bisa dinikmati.
(sof)