Kuliner Daerah

Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamen Ekraf) Irene Umar melakukan kunjungan ke Locton Cacao Official Store di Surya Mas Square, Kuta, Bali.

Kuliner legendaris Selendang Mayang bisa dicicipi di kompleks Stasiun MRT ASEAN, Jakarta. Jajanan yang kini semakin langka khas Betawi itu hadir di event berbasis komunitas

Untuk hidangan utama menu buka puasa, Sandiaga merekomendasikan sajian berbahan baku ikan. Pasalnya, ikan merupakan sumber makanan utama di Gorontalo.

Sego Jagung atau Nasi Jagung sering kali ditemui di sebagian wilayah Jawa Tengah. Meski namanya nasi, namun makanan ini bukan berasal dari beras atau padi.

Rujak Teplak merupakan salah satu kuliner khas Slawi yang wajib dicoba, kuliner ini mirip dengan pecel akan tetapi memiliki isian jenis sayur yang lebih banyak.

Masyarakat Desa Sidoharjo didominasi oleh penduduk beragama Islam. Hal ini dilihat dari adanya berbagai fasilitas tempat ibadah umat muslim, seperti masjid, musala, taman pendidikan agama (TPA) serta dua organisasi, yaitu NU dan Muhammadiyah.

Selain tampilan, cara penyajiannya pun juga mirip dengan papeda, sinonggi akan disimpan di dalam wadah dan digulung sesuai selera dengan menggunakan dua buah sumpit.

Nopia atau sebagian warga menyebut dengan Ndog Gludug menjadi salah satu kudapan tradisional khas Banyumas. Kudapan ini dapat bertahan lama sehingga cocok dijadikan buah tangan saat berkunjung ke daerah ini.

Sup Konro biasanya terbuat dari bahan iga sapi atau daging sapi. Kuliner ini berupa masakan berkuah yang memiliki warna coklat kehitaman, dan biasa dikonsumsi dengan ketupat yang dipotong dadu kecil.

Waktu terbaik menikmati pantai ini ketika pagi sebelum pukul 06.00 WIB, sebab di saat ini Sahabat Langit7 bisa menikmati indahnya view sunrise yang dapat dinikmati dengan menaiki tebing karang yang ada di lokasi pantai.

Penamaan brongkos pada kuliner ini karena nama tersebut konon meniru Bahasa Belanda, yaitu Bronk houst. Sekilas brongkos memang mirip dengan kuliner khas asing, yakni Chilis Paper. Brongkos sendiri, konon merupakan makanan bagi kaum elit.

Kipo ini adalah salah satu kuliner tradisional khas Yogyakarta, yang sudah ada sejak zaman Kerajaan Mataram Kuno. Oleh Paijem Jito Suharjo atau lebih akrab disapa Bu Djito, Kue Kipo dipertahankan dengan citarasa yang tidak jauh berbeda.