LANGIT7.ID, Jakarta - Pola kerja
hybrid akan menjadi tren kerja karyawan di tahun 2023. Sistem ini pernah diterapkan selama
pandemi Covid-19 dan dinilai cukup efektif.
Praktisi HR, Dhea Rizky Ardini mengatakan, pola kerja hybrid ini kombinasi
bekerja di kantor dan remote atau dari rumah. Tren ini tercipta karena adanya permintaan perusahaan dan karyawan.
"Kalau dilihat dari penelitian luar negeri banyak banget, mungkin sekitar 60-70 persen employee prefer untuk bekerja di rumah atau remote working," ujar Dhea kepada
Langit7, Selasa (13/12/2022).
Baca Juga: Keuntungan Kerja Hybrid, Tren Budaya Baru di Generasi MudaSementara perusahaan merasa tidak efektif sebab terdapat miss-komunikasi atau kendala berkomunikasi ketika karyawan tidak ada di kantor.
Karena itulah pola hybrid bisa menjadi alternatifnya. Bukan cuma itu alasan lain, banyak penelitian yang membahas bahwa remote working membuat karyawan merasa kesepian, burnout dan lainnya.
"Jadi ada yang memang prefer lebih baik hybrid. Kalau dilihat dari tren setahun belakangan. Dan kemungkinan ke depan juga demikian," ujar Dhea.
Penulis sekaligus coach sales and marketing, Kris Banarto mengatakan, sistem kerja hybrid bisa diterapkan sesuai kebutuhan perusahaan dan pekerjaan.
"Dalam penerapannya masing-masing organisasi memiliki ciri yang berbeda, dan tidak ada petunjuk yang baku," kata dia dalam ulasannya berjudul
Hybrid Work Model dalam Bisnis.
Survei terbaru yang dirilis oleh Harvard Business School (HBS) Online menunjukkan bahwa bekerja secara online pada waktu pandemi dinilai berhasil.
Ketika situasi sudah normal, masih banyak yang menghendaki bekerja dari rumah. Bahkan dalam survei HBS Online dengan 1.500 sampel menerapkan remote working periode Maret 2022 - 2021, hasilnya di luar dugaan.
Para profesional mengalami keberhasilan baik secara individu maupun organisasi. Karyawan dapat menjaga kesehatan di rumah, tetapi pekerjaan kantor dapat diselesaikan.
Menurut dia, hybrid work dapat dilakukan dengan beberapa pilihan variasi, tentunya disesuaikan dengan bisnisnya, kesiapan SDM dan inftrastruktur.
1. Remote FirstRemote first atau bekerja secara jarak jauh dengan sedikit pengecualian, yaitu beberapa karyawan dapat bekerja di kantor.
Variasi ini meyakini bekerja jarak jauh dapat efisien, memangkas beberapa pengeluaran, misalnya operasional di kantor.
Sementara itu kantor dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain, misalnya display barang dan layanan pelanggan.
2. Office occasionalOffice occasional atau kantor sesekali adalah memadukan bekerja di rumah dan di kantor, dengan sesekali bekerja di kantor, misalnya dua kali sepekan.
Variasi ini menjawab kegelisahan manajemen akan kehilangan kontak dengan karyawannya, dan ingin adanya kebersamaan antar karyawan.
3. Office first remote allowedOffice first remote allowed atau kantor pertama dan jarak jauh diperbolehkan adalah bekerja di kantor menjadi yang utama, namun diperbolehkan bekerja dari rumah.
Variasi ini cocok ketika para pemimpin berada di kantor. Bisa juga departemen tertentu berada di kantor, misalnya bagian produksi sedangkan bagian penjualan bekerja secara jarak jauh.
(bal)