LANGIT7.ID - , Jakarta - Kecerdasan buatan atau
artificial intelligence mulai memasuki kehidupan manusia dari berbagai sisi, salah satunya dalam hal pekerjaan. Karenanya, sangat penting mengasah kemampuan secara khusus bagi para
fresh graduate agar tidak tersingkir karena kehadiran AI.
Keterampilan atau skill yang wajib dimiliki
fresh graduate perlu ditopang dengan
pendidikan yang berkualitas, baik formal maupun informal.
Namun, apakah pendidikan di Indonesia sudah memenuhi standar untuk melahirkan
fresh graduate berkualitas?
Baca juga: Pemerhati Pendidikan: Pelaku Plagiasi Bisa Dicabut Gelar AkademikPemerhati pendidikan,
Dirgantara Wicaksono mengatakan hal tersebut terkait dengan peta jalan pendidikan Indonesia, yang hingga saat ini masih dalam perdebatan di Kemendikbud.
"Goalnya seperti apa masih jadi perdebatan," ujar Dirgantara atau akrab disapa Bombom kepada Langit7 beberapa waktu lalu.
Meski begitu, Bombom mengakui bahwa sistem pendidikan yang diterapkan saat ini sudah cukup baik.
"Sekarang yang diterapkan memang sudah baik dengan adanya kurikulum merdeka atau kampus merdeka. Mahasiswa jadi menemukan bidang lain yang sesuai dengan keinginannya tetapi juga mempelajari bidang lain sehingga pemahamannya tentang satu hal lebih luas" katanya.
Baca juga: Kurang Murid Akibat Zonasi, Pemerintah Perlu Kaji Kebutuhan SekolahNamun, lanjut Bombom, arah pendidikan masih menjadi persoalan yang perlu direvisi.
"Kalau sampai sekarang peta jalan yang dibangun masih banyak yang harus direvisi. Kita belum tuntas bagaimana peta jalan kita. Nah itu yang harus diperbaiki terutama bagi mahasiswa harus dikuatkan," lanjut dia.
Pendiri dan Pembina Organisasi Backpacker Teaching Indonesia menyebut masih banyak pekerjaan rumah dalam menyiapkan lulusan yang siap dipakai di dunia kerja.
"Sementara ini kita masih banyak PR untuk bisa mempersiapkan mahasiswa-mahasiswa, agar ketika lulus mereka dapat dipakai baik dalam dunia kerja sesuai dengan apa yang dipelajari di S1nya," terangnya.
Baca juga: Sistem Zonasi PPDB, Pengamat Pendidikan: Kriteria Usia Jadi PerdebatanPria kelahiran 13 Juni 1986 ini menekankan bahwa pendidikan di Indonesia butuh percepatan agar SDM muda yang cerdas dan berkualitas dapat teratasi.
(est)