LANGIT7.ID, Jakarta - Uni Emirat Arab (UEA) dan China mendesak Dewan Keamanan (DK) PBB untuk menggelar pertemuan guna membahas tindakan provokatif Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel, Itamar Ben-Gvir di Masjid Al-Aqsa.
Ben-Gvir melakukan kunjungan ke Masjid Al-Aqsa dengan pengamanan ketat tentara zionis. Kunjungan tersebut menuai kecaman keras di seluruh dunia dan dinilai provokatif.
Desakan dari pihak UEA dan China kepada DK PBB itu mengemuka di tengah peringatan soal kemungkinan kemunculan kekisruhan terkait insiden tersebut. Dewan Keamanan PBB diperkirakan akan menggelar sidang pada Kamis (5/1/2023) ini.
Baca Juga: Indonesia Kutuk Kunjungan Menteri Israel ke Masjid Al-AqsaJuru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Ned Price menyangkan tindakan yang dilakukan oleh Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel tersebut.
"Kami sangat prihatin dengan tindakan apa pun yang dilakukan secara sepihak yang berpotensi memperparah ketegangan, karena kami justru ingin melihat keadaan yang sebaliknya terjadi," kata Price, dikutip Anadolu Agency.
"Amerika Serikat selalu mendukung pelestarian sejarah status quo sehubungan dengan situs-situs suci di Yerusalem." ujarnya.
Sebelumnya, Ben-Gvir melakukan kunjungan singkat ke kawasan Masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur dengan pengamanan ketat pada Selasa (3/1/2023).
Sejumlah diplomat negara-negara Arab juga menyampaikan kekhawatiran kunjungan singkat dengan pengawalan ketat pejabat Israel itu. Mereka mengkhawatirkan terjadinya eskalasi konflik yang berbahaya.
Bagi umat Islam, Masjid Al Aqsa mewakili situs tersuci ketiga di dunia. Orang Yahudi menyebut daerah itu Temple Mount, dengan mengatakan bahwa itu adalah situs dua kuil Yahudi di zaman kuno.
Pada 1967 Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Masjid Al Aqsa berada, selama konflik bersenjata, Israel mencaplok seluruh kota tersebut pada 1980 dalam sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.
Baca Juga: Membaca Motif Zionis di Balik Kunjungan Menteri Israel ke Al-Aqsa(zhd)