LANGIT7.ID, Jakarta - Pencabutan aturan
pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dinilai akan memberikan dampak positif terhadap berbagai sektor, terutama bagi pariwisata Indonesia. Kebijakan tersebut memberikan korelasi terhadap peningkatan capaian pariwisata Indonesia pada tahun 2023.
Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Komisi X DPR RI,
Hetifah Sjaifudian. Menurutnya, ada tiga faktor yang dapat mendorong geliat pariwisata pascapencabutan PPKM.
"Pertama, pencabutan PPKM berarti pembebasan mobilitas masyarakat serta kuota destinasi wisata, tentu hal ini meningkatkan minat wisatawan. Kedua, secara psikologi, masyarakat pada umumnya telah haus akan berwisata selama beberapa tahun terakhir," kata Hetifah dalam keterangannya, Jumat (6/1/2023).
Baca Juga: Pegipegi Optimis Industri Pariwisata Tumbuh SignifikanKetiga, lanjut Hetifah, pencabutan PPKM menyiratkan pemerintah telah berhasil menangani
Covid-19. "Hal ini meningkatkan rasa aman pada wisatawan, baik wisatawan nusantara (wisnus) maupun wisatawan mancanegara (wisman). Karenanya, dicabutnya PPKM dapat disikapi sebagai momentum tepat untuk melepas dahaga wisata para wisatawan," ujarnya.
Meski demikian, Hetifah menuturkan bahwa pelaku pariwisata harus memanfaatkan momentum tersebut dengan cerdas. Setidaknya ada empat langkah yang disebutnya harus diperhatikan para
pelaku usaha wisata.
Pertama, tren wisata kini sangat memperhatikan aspek keamanan dan kebersihan sehingga standar CHSE harus diimplementasikan dengan baik. Kedua, pemasaran paket wisata harus betul-betul memanfaatkan sosial media mengingat semakin bergantungnya masyarakat terhadap info dari dunia digital.
"Ketiga, fasilitas dan amenitas yang mendukung kegiatan pariwisata, seperti fasilitas MCK, hotel, tempat ibadah, restoran, tempat oleh-oleh, hingga sarana transportasi. Keempat, di era persaingan setelah Covid-19 ini, inovasi produk-produk wisata harus terus diciptakan agar dapat memenangkan pasar," ungkap Hetifah.
Legislator Fraksi Partai Golkar itu mencontohkan wisata Berau di Kalimantan Timur (Kaltim) dapat menjadi contoh yang baik dalam menangkap momentum. Hal itu berdasarkan meningkatnya penerbangan ke Kalimarau Berau yang menjadi salah satu destinasi unggulan di Kaltim.
Baca Juga: Pencabutan PPKM Berdampak Positif di Sektor Parekraf"Tahun 2023 Kabupaten Berau akan terima anggaran perawatan jalan dari Tanjung Redeb hingga Talisayan. Tentu dukungan amenitas dan fasilitas ini sangat membantu perkembangan wisata Berau," ujar legislator dapil Kaltim tersebut.
Hetifah berharap berbagai pihak dapat menyelaraskan kebijakan dan menginformasikannya secara utuh kepada masyarakat. Terlebih, beberapa waktu lalu sempat terjadi ketidakpastian harga tiket ke wilayah Labuan Bajo dan Candi Borobudur yang membuat wisatawan membatalkan perjalanannya.
"Ini jelas merugikan pelaku usaha lokal. Hendaknya, dalam menangkap momentum paska PPKM ini, tidak ada kesimpangsiuran kebijakan dan informasi lagi," tuturnya.
Sebagai informasi, pariwisata Indonesia pada tahun 2022 menunjukkan taringnya untuk bangkit dari keterpurukan meski masih dalam masa ketidakpastian Covid-19. Hal tersebut dibuktikan dengan berbagai capaian pariwisata Indonesia yang mengalami peningkatan atas nilai devisa pariwisata, kontribusi PDB pariwisata, jumlah wisatawan mancanegara (Wisman) dan nusantara (Wisnus), dan jumlah tenaga kerja Parekraf.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno memasang target ambisius terkait jumlah wisatawan tahun 2023 dengan jumlah 7,4 juta wisman dan 1,4 miliar pergerakan wisnus. Target tersebut naik 2-3 kali lipat dari tahun 2022 dengan 3,92 juta kunjungan wisman dan 633 juta pergerakan wisnus.
Baca Juga:
Eksotisme Pantai Minang Rua jadi Incaran Wisatawan Lokal
Kunjungan Wisatawan Selama Libur Nataru di Pemkab Bantul Diperkirakan Capai 150 Ribu(gar)