LANGIT7.ID, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat jumlah
penduduk miskin di Ibu Kota, turun dari 502 ribu menjadi 494 ribu, atau 4,61 persen selama kurun waktu sekitar enam bulan.
Statistik Ahli Madya BPS DKI Jakarta, Dwi Paramita Dewi menyampaikan berkurangnya jumlah penduduk miskin ini karena indikator makro, di antaranya meningkatnya jumlah pertumbuhan ekonomi dan turunnya pengangguran.
"Pertumbuhan ekonomi di Ibu Kota mencapai 5,94 persen pada triwulan tiga 2022, atau naik dibandingkan periode triwulan kedua 2022 yang mencapai 5,62 persen," kata Dwi dalam keterangannya Senin (16/1/2023).
Baca juga: DPR Desak BPOM-Kemenkes Buat Regulasi Ancaman Bahaya Vape Liquid Lebih lanjut, Dwi juga mengatakan tingkat pengangguran di Jakarta berkurang sebanyak 63 ribu serta terdapat penambahan sebanyak 138 ribu tenaga kerja.
BPS DKI mencatat dari 4,88 juta tenaga kerja di Jakarta pada periode Agustus 2022, sebanyak 3,08 juta di antaranya bekerja di sektor formal, sedangkan sisanya 1,80 juta lainnya bekerja di sektor informal.
Kendati laju inflasi naik pada periode September 2022 mencapai 2,06 persen, akibat adanya kebijakan harga bahan bakar minyak (BBM). Akan tetapi, bantuan sosial dan operasi pasar membuat beban masyarakat miskin menjadi ringan dan memiliki daya beli.
"Sejalan dengan penurunan jumlah penduduk miskin, BPS DKI mencatat angka ketimpangan di Jakarta juga menurun. Artinya, jarak antara pendapatan penduduk kelas bawah dan kelas atas semakin mengecil," jelasnya.
Baca juga: Kabar Gembira, Puskesmas Kini Dilengkapi USG untuk Ibu Hamil Menurutnya, angka ketimpangan (rasio gini) pada September 2022 mencapai 0,412 atau turun 0,011 poin dibandingkan kondisi Maret 2022. Rasio gini berkisar 0 hingga 1 sehingga jika rasionya semakin mendekati nol maka ketimpangan semakin mengecil dan sebaliknya jika makin mendekati angka satu, maka ketimpangan tinggi.
"Efektivitas pemberian bantuan pemerintah baik pusat dan Pemprov DKI Jakarta dalam rangka Covid-19 dinilai menjaga pendapatan riil masyarakat dan menjaga masyarakat yang rentan miskin agar tidak jatuh lebih miskin dan mencegah kelompok miskin baru," ujarnya.
Penurunan penduduk miskin dan ketimpangan di Jakarta itu tercatat pertama kali terjadi sejak sejak dihantam pandemi Covid-19 pada awal 2020. Adapun BPS melakukan pencatatan kemiskinan dalam satu tahun sebanyak dua kali yakni pada periode Maret dan September.
(sof)