Kecam Pembakaran Quran di Eropa, Aksi Protes Meluas ke Berbagai Daerah

LANGIT7.ID - Umat Islam di berbagai daerah di Indonesia menggelar aksi besar-besaran mengutuk pembakaran Al-Qur’an di Swedia dan Belanda. Aksi Islamofobia itu dilakukan politikus sayap kanan (Stram Kurs), Rasmus Paludan, dan politikus sayap kanan Belanda dan pemimpin kelompok Islamofobia Pegida, Edwin Wagensveld yang merobek Al-Qur’an di Den Haag.

Di Jawa Tengah, Dewan Syariah Kota Surakarta dan Aliansi Aktivis dan Masyarakat Muslim Tasikmalaya sudah mengeluarkan kecaman terhadap aksi pembakaran Al-Qur’an tersebut. Kemudian, disusul Majelis Ukhuwah Bogor Raya dan beberapa kelompok masyarakat di daerah lain.

Pembakaran Al-Qur’an tersebut dinilai sebagai bagian islamophobia akut. Terlebih, peristiwa demikian bukan pertama kali terjadi. Di sisi lain, pemerintah Swedia tidak mengambil tegas atas tindakan yang menyakiti umat Islam di seluruh dunia tersebut.

Baca Juga: Al-Quran Dibakar dan Dirobek, Ini Penyebab Islamofobia Makin Marak di Eropa

“Mendesak Pemerintah Swedia meminta maaf kepada umat Islam serta segera mengambil langkah tegas dan tuntas atas perbuatan warganya yang dinilai telah melakukan penodaan terhadap agama Islam dan melanggar HAM tentang kebebasan beragama,” demikian pernyataan resmi yang dikeluarkan Dewan Syariah Surakarta pada Jumat (27/1/2023).
Dewan Syariah Surakarta juga meminta PBB ikut peduli dan bertindak nyata terhadap Pemerintah Swedia. Resolusi PBB 15 Maret 2022 telah menegaskan dunia harus bertempur melawan Islamofobia.

“Mengajak seluruh masyarakat internasional khususnya Muslimin di dunia untuk memboikot produk negara Swedia Demikian pernyataan sikap ini dibuat sebagai tanggung jawab keagamaan, kebangsaan dan kepedulian terhadap dunia internasional,” katanya.

Baca Juga: Soal Penistaan Al Quran, Begini Harusnya Umat Muslim Bersikap

Hal serupa disampaikan aliansi aktivis dan masyarakat muslim Tasikmalaya. Mereka menilai tindakan Rasmus Paludan menyakiti umat Islam serta tidak dapat dibiarkan dan dibenarkan. Selain meminta pemerintah Swedia, aliansi ini juga meminta pemerintah Indonesia mengambil tindakan tegas.

“Mendesak Pemerintah Indonesia untuk memanggil Duta Besar Swedia dan menyampaikan kecaman atas terjadinya pembakaran Al Qur’an. Bila perlu mem-persona non grata-kan Dubes Swedia tersebut,” demikian pernyataan Aliansi Aktivis dan Masyarakat Muslim Tasikmalaya.

Majelis Ukhuwah Bogor Raya menilai, penistaan Al-Qur’an di Swedia dan Belanda merupakan tindakan rasis yang melukai umat Islam di seluruh dunia. Apalagi dilakukan dengan penjagaan dan legalisasi dari pihak berwenang di Swedia.

“Aksi pembakaran Al-Qur’an merupakan tindakan ekstrim, intoleran, radikal dan bentuk nyata dari Islamofobia,” kata Majelis Ukhuwah Bogor Raya.

Baca Juga: Islamofobia Makin Marak di Eropa, Begini Cara Mengatasinya

Selain itu, para aktivis muslim di Tanah Air meminta masyarakat Indonesia memboikot produk-produk yang berasal dari dua negara tersebut. Mereka berharap gerakan tersebut mendapat dukungan dari DPR dan pemerintah Indonesia, seperti membuat Undang-Undang anti-Penistaan Agama.

“Kami menyerukan kepada dunia Islam untuk memboikot produk Belanda dan Swedia agar mereka jera dan tidak sewenang-wenang melakukan penistaan agama. Kami mengajak umat Islam di seluruh dunia dan Indonesia khususnya untuk merapatkan barisan dan bersatu menolak segala bentuk Islamofobia (kebencian terhadap Islam),” demikian Majelis Ukhuwah Bogor Raya.